“Main rangkul-rangkulan segala lagi. Mana ada teman main rangkul-rangkulan.”
“Ada! itu!” aku menunjuk Dedi. Dedi merangkul Siti dengan mesranya. Tapi itu hanya bertahap 1 menit saja. Setelah itu, Siti marah dan memukul hidup Dedi. Hahaha hidung Dedi mengeluarkan banyak darah tuh.
Memang sudah sering aku mendengar kabar Andri selingkuh dengan cewek lain. Tapi entah kenapa aku tidak percaya. Aku percaya saja apa yang dikatakan Andri. Dia mengatakan dia mencintaiku seutuhnya. Aku percaya itu.
Kalau tidak, mana ada cowok yang romantis itu kepadaku. Walaupun kadang dia menghindar juga sih. Tapi … itu kadang-kadang.
Dia romantis bangat. dia memberiku setangkai bunga.
Walaupun ada beberapa waktu yang aku tidak boleh menemuinya. Hmm … tapi kan itu privasi orang. Nggak boleh ikut campur.
“Kamu hari ini Aniv kan? Gimana?” tanya Resa.
“Di cafe tapi aku harus datang pukul 12.00 nggak boleh kecepatan.”
“Kenapa?”
“Entah!” kataku sambil mengangkat bahu.
Resa pun memberikan ide kepadaku. Dia memberikan sebuah sugesti sehingga aku mau apa yang dia katakan. Dan aku bersyukur banget walaupun itu sangat menyakitkan.