Aku fokus bekerja dan sialnya itu membuat diriku lupa akan pasangan. Sial sekali. Beruntung dosenku dulu memperkenalkan anaknya kepadaku.
“Hehe sudah besar ternyata.”
“Pak aku memang sudah besar dari dulu.”
“Oh ya, gimana dengan istrimu, apa kabar?”
“Boro-boro ada kabar pak. Tidak ada yang mau melamarku.”
“Kamu itu laki-laki. Masak menunggu lamaran. Berarti kamu single. Syukurlah.”
“Syukurlah kenapa pak?”
“kamu kenal Rita?”
“Iya dia kan anak bapak. Kenal namanya saja sih.”
“Dan sialnya Rita selalu memperhatikan kamu sejak kuliah. Entah ilmu apa yang kamu buat. Tapi … bapak pun jadi kesusahan jadinya.”
“Eh maksud bapak?”