Dan tampangku? Masih tetap sama. Walaupun aku menjadi mahasiswa berprestasi, tampangku tetap saja jelek. Tidak ada yang mau melirik kepadaku. Bahkan, aku tidak punya teman. Hanya dosen saja yang mau berteman denganku.
“Adil, kerjakan dulu soal ini ya! Bapak mau pergi ke luar kota.”
“Ye si bapak. Bilang saja bapak malas. Kebetulan aku di sini jadinya aku deh yang dipanggil.”
“Haha seperti biasa.”
Aku banyak sekali orderan dari dosen. Ini aku lakukan untuk menyambung hidup juga hehe.
***
Setahun aku sudah jadi sarjana. Dengan prestasiku yang cemerlang dan dengan banyaknya koneksiku karena dekat dengan dosen. Aku mendapatkan pekerjaan yang lumayan.
Gajiku tinggi, kini aku sudah mempunyai mobil hanya untuk pajangan saja. Aku malas naik mobil karena akan menambah kemacetan. Kalau pergi ke luar kota baru aku memakai mobil.
Dan tampangku? Aku tahu sekarang. Fasilitas dan uang mampu mengubah wajah seseorang. Bukan, bukan operasi plastik.
Dengan berpakaian rapi, dan sering membesihkan wajah maka aku berubah menjadi tampan. Kini aku menjadi incaran gadis seusiaku.
Dan setelah menjadi ganteng dan menjadi incaran. Apa yang terjadi? Aku tidak menikmatinnya. Sepertinya impianku dulu buat jadi tampan sia-sia. Ibu malah khawatir denganku.