Aku mulai memperhatikannya lebih serius. Dia ternyata sangat serius dengan pertanyaannya. Aku menggenggam tanganku.
“Ya, aku mencintaimu. Makanya cepat sembuh!”
“Terimakasih,” katanya sambil berlinangan air mata.
***
“Papa, dari dulu kamu tidak berubah ya! Entah apa kerjaanmu di kamar mandi,” kata istriku. Ya, dia adalah hantu yang mengekor kepadaku. Entah keajaiban apa yang terjadi pada dirinya. Tiba-tiba dia sadar. Aku mendatangi tubuhnya dan di saat yang sama dia langsung mengatakan kepada orang tuanya kalau aku adalah calon suaminya.
Berhubung orang tuanya sudah akrab denganku, ya … aku dapat restu.
“Ya terserahku mau ngapai di kamar mandi!” kataku dengan berteriak.
“Berhubung kita sudah suami istri, tidak ada salahnya kan kalau aku bergabung,” katanya manja.
“JANGAAAAANNNNN.”
Sumber : bacacerpen.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H