Mohon tunggu...
Amrin Zuraidi Rawansyah
Amrin Zuraidi Rawansyah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Domisili di perhuluan Kapuas.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Perjalanan, Rawak

21 Desember 2012   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:15 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar duapuluh kilometer lagi dan singgah lagi. Ini warung langganan. Sebelah kiri selepas jembatan Rawak.

"Co, posan teh angat. Cawan bose..." (Kak, pesan teh hangat. Gelas besar).

Sambil menunggu pesanan, kulepas ransel dan jaket. Memandang ke arah jembatan. Emhhh... Seragamisasi. Eh? Adakah istilah itu? Maafkan saya, guru-guru bahasa Indonesia.

Tak di sini, tak di sana. Bentuknya sama. Bilah-bilah baja saling hubung, pelat-pelat yang memuat kepala-kepala baut. Terowongan segiempat. Rangka belaka. Efektif. Efisen. Sesuai kaidah manajemen modern. Tapi kosong. Macam tubuh tanpa daging, juga organ-organ vital.

Padahal ini jazirah seribu sungai. Setidaknya tiap jembatan dapat jadi penanda. Kita miskin arsitek? Tidak juga. Korupsi? Mungkin. Andai tanpa korupsi, proyek-proyek jembatan bisa jadi lebih hidup bersesuaian dengan dinamika masyarakat sekitarnya. Kuingat-ingat. Pernahkah kudengar ada lomba desain jembatan? Saudaraku, mungkin saudara tahu?
18.12.12
Catatan perjalanan, Rawak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun