Apa yang kita harapkan dari sebuah negeri yang
dibangun atas fiksi,mitologi dan cenderung
menyerempet klenik? Tak lain adalah penghisapan
serakah zona primer terhadap zona-zona sekunder,
serta penjajahan satu puak atas puak-puak lainnya.
Mereka paham benar, beberapa kohor sebelum kita
adalah baris-baris generasi transisi dari feodal ke
sistem modern. Ujung rambut sampai ujung kaki, kulit
ari sampai sari pati sumsum, sedemikian takjub pada
Yang Dipertuan. Celah ini benar-benar dimanfaatkan.
Mereka poles legenda-legenda purba, mereka tulis sejarah baru yang sesuai dengan syahwat kekuasaan
mereka. Mereka tanam dalam kepala dan hati kita:
"karya pujangga sebagai pertanda sesiapa penguasa,
naskah teater sebagai sejarah ketokohan pemersatu
nusantara, dan lain-lain."
(Agustus. 12)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI