Mohon tunggu...
Amrina Rosyada
Amrina Rosyada Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi: Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengapa Santri? Peristiwa Dibalik Lahirnya Hari Santri

29 Oktober 2022   01:22 Diperbarui: 29 Oktober 2022   01:37 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo sobat kompasiana, bertepatan dengan Hari Santri kemaren yaitu pada 22 Oktober 2022 yang telah diperingati oleh seluruh warga Indonesia yang beragama Islam terutama yang menganut keyakinan Nahdlatul 'Ulama menjadi salah satu bentuk penghormatan dan menghargai perjuangan para ulama dan santri dalam jihad mempertahankan bangsa dan tanah air Indonesia. 

Sebelum itu sebelum mengenal sejarah tentang perjuangan para santri, mari kita ulas terlebih dahulu apa itu santri? Dan apa peran seorang santri dalam kemerdekaan?

 Dikutip dari laman insanmandriri, jadi menurut Gus Ach Dhofir Zuhry, "Santri adalah orang yang mempelajari kitab suci di per santrian atau biasa dikenal dengan pesantren. Sehingga dapat diartikan santri adalah seseorang yang belajar ilmu agama di pesantren."

 Namun pesantren bukan hanya tempat untuk belajar ilmu agama saja, disana juga merupakan tempat untuk melatih kita bersosial dengan sesama manusia atau pun dengan alam. Di pesantren kita diajari untuk rendah hati, tirakat, mengabdi pada kyai, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Sehingga pahit dan manisnya di pesantren itu sudah biasa dilakukan oleh seorang santri dengan pedoman untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi tentu saja santri akan lebih bersemangat dalam mempertahankan dan merebut kembali kemerdekaan apalagi itu perihal jihad pada tanah air.

 Sejarah lahirnya Hari Santri dimulai dari adanya perjuangan pergerakan para ulama dan santri dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Setelah Ir. Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yaitu pada 17 Agustus 1945, rupanya Belanda tidak mau mengakui atas kemerdekaan Indonesia yang telah di proklamasikan oleh Ir. soekarno dan tetap ingin merampas rempah -rempah serta ingin menguasai tanah Indonesia bahkan ingin menjadikan Indonesia sebagai negara boneka dengan Belanda sebagai tangan yang berkuasa dalam mengendalikan boneka tersebut.

Lahirnya Hari Santri seperti yang kita ketahui karena disana ada peran penting seorang santri dalam jihad mempertahankan kemerdekaan dari jajahan Belanda. Pada saat itu, 22 oktober 1945 KH. Hasyim Asy'ari telah mencetuskan resolusi jihad kepada para santri dan masyarakat agar berbondong -bondong untuk bergerak melawan dan mempertahankan kemerdekaan. 

Peristiwa tersebut merupakan sebuah bukti bahwa setiap umat islam diwajibkan untuk mempertahankan dan mencintai tanah air sesuai dalil " Hubbul Wathan Minal Iman", bahwa cinta tanah air itu merupakan sebagian dari iman. 

Maka dari itu pada 21 Okotober 1945 KH. Hasyim Asy'ari bersama dengan ulama -ulama dari Jawa dan Madura berkumpul untuk bermusyawarah mencari jalan keluar bagaimana melawan dan mengusir Belanda supaya meninggalkan Indonesia. Dari hasil pertemuan tersebut kemudian KH. Hasyim Asy'ari mencetuskan sebuah fatwa yang disebut dengan "Resolusi Jihad".

Resolusi Jihad tersebut dikemukakan pada 22 Oktober 1945 yang berisi 2 keputusan, yaitu:

  • Memohon kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan nyata dalam melawan dan mengusir penjajah
  • Menyuarakan agar melanjutkan perjuangan yang bersifat sabilillah untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.

Setelah dicetuskannya resolusi jihad tersebut sontak mengobarkan semangat juang para pemuda Indonesia terutama arek -arek Surabaya untuk berjuang melawan penjajah. Bersama dengan para Kyai dan Santri, KH. Hasyim Asy'ari mengajak dan menyerukan untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta yang dipimpin oleh Brigadier Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby. 

Akibat dari pertempuran yang terjadi di kota Surabaya tersebut, ribuan pahlawan revolusi telah gugur di medan tempur, peristiwa tersebut sampai tercatat sebagai perang /pertempuran melawan penjajah terbesar dalam sejarah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

Kota surabaya merupakan saksi dari perjalanan perjuangan -perjuangan para ulama dan santri, sebelum ditetapkannya sebagai kota pahlawan oleh pemerintah yaitu berdasarkan pada UU No. 9/UM/1946, kota ini telah melewati berbagai peristiwa penting bersejarah yaitu perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahakan kemerdekaan Indonesia. 

Berbagai darah para pemuda telah ditumpahkan disana demi keutuhan bangsa Indonesia dan kemerdekaan Indonesia yang masih bertahan sampai saat ini. Perlawanan pemuda Surabaya terhadap sekutu terjadi pada 10 November.

Oleh sebab itu, pada tanggal 10 November ditetapkan sebagai "Hari Pahlawan" oleh pemerintah dan pada tanggal 22 Oktober juga ditetapkan sebagai "Hari Santri Nasional".

 Hari santri diperingati sebagai hari bersejarah yang sangat menginspirasi para pemuda saat ini, mengapa? Karena dibalik perjuangan dari sang ulama dan santri, mengajarkan kita untuk selalu cinta pada negeri, jihad pada negeri dengan fi sabilillah, dan merelakan diri kita demi utuhnya suatu negeri. 

Jadi, santri merupakan sosok yang berperan penting juga dalam mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak hanya menghargai perjuangan para pahlawan, kita juga tidak boleh melupakan perjalanan susah payah dari jasa seorang santri juga para kyai dan ulama yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan. 

Dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak boleh berhenti begitu saja, walau berjuangnya sekarang ini tidak seberapa sulitnya saat dahulu para pahlawan mengorbankan harta dan jiwanya demi tanah air, sampai banyak pahlawan yang gugur dalam jihad tersebut.

Jadi kita harus tetap mempertahankan kemerdekaan dengan mengharumkan nama bangsa, membangun rasa nasionalisme dan patriotisme dalam diri masing -masing, turut ikut serta dalam mewujudkan program -program dalam membangun dan memajukan bangsa Indonesia. Jangan sampai Indonesia kalah dalam bersaing dikancah Internasional supaya tidak ada yang namanya penjajahan di nusantara ini lagi.

 Tapi memang jika dilihat -lihat Indonesia saat ini sedikit demi sedikit sebagian wilayah sudah kita dikuasai oleh orang asing, jadi secara tidak sadar bangsa Indonesia telah dijajah kembali. Namun, dalam arti tidak dijajah seperti perang atau pertempuran pada zaman dahulu. 

Akan tetapi, dijajah melalui persaingan Ekonomi Internasional. Jadi, seharusnya pemerintah berinovasi untuk meningkatkan dan mencetak para generasi yang pandai dan cerdas, supaya Indonesia tidak kekurangan orang pintar untuk menjadi penerus masa depan dan menjadi pemimpin yang dapat mengubah kondisi bangsa Indonesia saat ini menjadi lebih maju kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun