"Tembak Dulu Diriku, baru kalian bisa menggilas Mahasiswaku!!"
Demikian ucapan heroik, lantang dan tegas Prof.DR.Amran Razak, SE,Msc, Pembantu Rektor III Universitas Hasanuddin, saat menghadang pasukan militer yang akan membubarkan para pendemo Mahasiswa Unhas yang menduduki bandar udara Internasional, Sultan Hasanuddin, Makassar tanggal 13 November 1998.Â
Kejadian monumental ini disajikan secara dramatis dalam buku bertajuk "98-99 ; "Catatan Kemahasiswaan Seorang Pembantu Rektor". Dalam aksi tersebut, Amran menulis di halaman 65:
Aku berdiri tegak menghentak, menarik keras kemejaku (kemeja merek Mark & Spencer pemberian Iqbal Latanro), menghempaskan satu persatu kancing bajunya ---telanjang dada --gaya berontak 'Anak Lorong' di tengah landasan parkir pesawat, membentangkan dadaku sekuatnya, lalu menantang panser - baracuda yang akan menggilas ratusan mahasiswanya.Â
Marah dan pilu bergelora dalam benakku, menyaksikan beberapa mahasiswi berjilbab terlihat tersungkur berusaha merapatkan diri di dinding kaca pembatas ruang tunggu penumpang bagian dalam bandara.Â
Sebagian lainnya, terlihat mahasiswa berpencar tak terarah berhamburan berusaha menangkis semburan gas air mata dan tekanan aparat keamanan. Kekagetan penumpang pesawat diwarnai heran dan takjub tapi tak sedikit pula yang ngomel.
Aku bergerak melangkah ke arah barisan penyanggah aparat keamanan yang di kawal panser itu,
 puncak kemarahanku sebagai putra 'terpelajar' dari Maros, sebagai cucu I Mangutung Daeng Garra, kini tak terbendung.
Dikenal sebagai sosok demonstran sejati tak kenal takut sejak masih mahasiswa dan telah dikisahkan dalam buku perdananya berjudul "Demonstran Dari Lorong Kambing" (baca resensi saya mengenai buku tersebut disini).Â
Amran Razak tampil sebagai sosok Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan UNHAS dengan gaya yang "berbeda" dan "out of the box". Sebuah sosok yang justru sangat dibutuhkan pada masa awal gerakan reformasi yang bergolak riuh dan rawan konflik horizontal.
Pada buku ini, Lelaki kelahiran Makassar 2 Januari 1957 tersebut, menguraikan rangkaian peristiwa fenomenal gerakan mahasiswa Unhas menumbangkan orde baru 20 tahun silam, lengkap dengan foto, wawancara langsung dengan para pelaku di zamannya, serta dukungan data otentik yang diramu secara apik melalui tulisan nan memikat.