Mohon tunggu...
Amril Taufik Gobel
Amril Taufik Gobel Mohon Tunggu... Insinyur - Smiling Blogger, Restless Father, Lovely Husband and George Clooney wannabe :) See my Blog: http://daengbattala.com

Amril Taufik Gobel lahir di Makassar, 9 April 1970 dan lulusan Fakultas Teknik Jurusan Mesin UNHAS Angkatan 1989. Saat mahasiswa, pernah menjabat sebagai Redaktur Pelaksana Penerbitan Kampus Identitas (1992-1993) dan pendiri sekaligus Pemimpin Redaksi Surat Kabar Mahasiswa Fakultas Teknik UNHAS "Channel 9" (1991-1992). Seusai diwisuda tahun 1994, ia merantau ke Jakarta. Saat ini bekerja sebagai Direktur Eksekutif PT KPM Oil & Gas, Jakarta dan berdomisili di Cikarang. Ayah 2 anak ini juga mengelola blog pribadinya di www.daengbattala.com (pernah memenangkan blog favorit kategori Bahasa Indonesia dalam Lomba Blog International yang diadakan oleh The Bobs pada tahun 2010) serta menjabat sebagai Vice President Asean Blogger Chapter Indonesia sejak 2011. Telah menghasilkan 3 buku dari aktifitasnya ngeblog dan 2 diantaranya diterbitkan secara self publishing lewat www.nulisbuku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Keindahan Batik Gentongan Tanjung Bumi

26 Desember 2013   08:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:29 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya merasa sangat beruntung memilih saat yang tepat ketika pertama kali memutuskan terjun ke dunia batik Gentongan di tahun 2008. Saat itu kesadaran masyarakat untuk melestarikan batik kian tinggi, apalagi setahun sesudahnya UNESCO memutuskan Batik menjadi warisan budaya Indonesia yang diakui dunia. Klaim Malaysia yang menyatakan Batik sebagai warisan budaya mereka semakin menambah semangat masyarakat Indonesia untuk mati-matian mempertahankan dan melestarikan Batik. Dengan dibukanya Jembatan Suramadu, Alhamdulillah, pemasaran batik kami juga semakin berkembang pesat," kisah Pak Alim sambil mengobrol santai di depan halaman rumahnya. Dengan ramah pak Alim juga menawarkan kepada kami menyantap mangga muda yang dipetik di kebunnya.

"Kami memiliki 55 motif batik yang tercatat rapi di katalog kami. Dan setiap motif tidak persis sama karena mempunyai ciri khas masing-masing. Goresan tangan yang menorehkan garis diatas kain tentunya juga ikut menentukan kualitas dari batik ini. Kami menjalin sinergi bersama warga sekitar, khususnya ibu-ibu yang memiliki keterampilan menggambar, mengisi motif dan mewarnai. Dengan memberdayakan mereka, maka industri batik gentongan Tanjung Bumi kita bisa kembangkan secara bersama-sama," ujar Pak Alim. Sayangnya, saat saya menanyakan apakah galeri Zulfah Batik pak Alim ini memiliki website atau blog yang menayangkan profil dan produk mereka secara online, sampai saat ini belum ada. Padahal di era cyber seperti sekarang, hal ini menjadi niscaya terlebih ketika produk Batik Gentongan Tanjung Bumi ini berniat untuk meraup pasar yang lebih luas dan mendunia. Pukul 14.30 siang rombongan kami pamit dari ruang galeri Zulpah Batik sekaligus rumah Pak Alim sekeluarga. Kesan mendalam yang saya dapatkan adalah tradisi membatik berkualitas tinggi yang dilakoni Pak Alim beserta pengrajin batik Gentongan di Tanjung Bumi merupakan salah satu wujud Mahakarya tradisional negeri kita yang layak dilestarikan eksistensinya. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun