Hanya si mbah seorang saja yang diberi gelaran mati terhormat, syahid, khusnul khotimah oleh khalayak ramai termasuk media, karena mayatnya ditemukan dalam keadaan bersujud di dalam mushola, dan sedang dalam keadaan bertugas. 31 orang lainnya sekedar pengikut orang "mbalelo" mbah marijan, hanyalah berita pelengkap penderitaan. Walaupun 31 orang yang diantaranya itu mati mengenaskan karena meninggalkan janda dan anak yatim.
Penutup
Akhirnya islam mengajarkan ;
“………. barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain , atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya . Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya……….” (q.s. Al ma’idah 32)
Ayat ini menjadi tidak ada artinya bagi si mbah marjan. Beliau merasa orang bodoh yang tak patut diikuti, dan merasa orang yang mati karenanya bukanlah urusannya. Padahal allah memerintahkan manusia baik orang itu manusia yang bodoh, tua, pinter atau wong ndeso, islam, Kristen atau agama apa saja (selama masih mengaku manusia (an naas), maka wajib memeliharan kehidupan manusia lainnya.
Sangat mungkin ayat ini tidak pernah sampai ketelinga mbah marjan yang terkenal dengan rajin sholatnya itu. Tetapi apalah artinya tanpa mengacu kepada ayat ini, setiap manusia telah diciptakan allah memiliki fitrah untuk saling menolong sesama manusia. jadi tak heran bila manusia sekarang selalu menekankan jargon HAM, yang terkenal seantero jagat ini.
Lantas apakah manusia yang diberi gelaran mati syahid atau mati khsunul khotimah semacam ini, telah menjalankan fitrahnya sebagai manusia penolong sesama manusia?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI