Mohon tunggu...
amril zal
amril zal Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

alangkah lucunya negeri ini..... dan kompasiana lebih lucu lagi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mbah Marjan dan Bus Tuanya

29 Oktober 2010   19:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:59 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuan juragan bh x pun tidak kuasa membujuk lagi, karena menghormati mbah marjan. “Terserahlah” begitu katanya. “tapi tolong bus ini jangan dipakai lagi buat bawa penumpang. Berbahaya!”. Mbah marjan pun setuju. “ok tuan pangeran juragan, perintah dilaksanakan”.

Mbah marjan pun menyampaikan kepada orang-orang untuk tidak usah naik busnya lagi, karena alasan bus ini tidak layak pakai lagi. Tetapi banyak penumpang heran, “kalu tidak layak kenapa mbah tetap mengendarai” kata penumpang. Si mbah menjawab “inikan sudah tugasku, dan isnya allah doaku, tirakat laku ku, dan segala sesajenku, diterima gusti allah. dan gusti allah akan menjaga ku, jadi aku percaya bis ini akan baik-baik saja”.

“kalau begitu tentu kami masih bolehlah menumpang bus mbah ya…, kami percaya juga bahwa mbah ini orang suci dan jadinya sakti” kata mereka. Lalu kata si mbah marjan “eeee.... please deh…. Saya ini orang bodoh jangan ditiru, sekolah sd aja aku gak tamat”. Tapi penumpang tetap aja maksa; mungkin karena terpengaruh kharisma mbah marjan itu. Akhirnya mbah marjan pasrah, “terserah kalianlah, monggo kerso, kalau terjadi apa-apa jangan salahkan aku ya?!”.

4 tahun terakhir bis awas merapi baik-baik saja, walaupun bathuk-bathuk tetapi tetap aman. Seolah-olah membuktikan bahwa yang dikatakan montir adalah salah. Mbah marjan pun menjadi semakin terkenal, dan dianggap orang sakti yang mandra guna. Produk obat sakti mandra guna “super josh” tertarik menggunakan si mbah menjadi “bintang iklan”. Roso.. roso.. katanya. Uang pun mengalir ke kantong mbah marjan. Tetapi dasar si mbah memang orang yang baik hati, suka menolong, maka uang yang seharusnya dapat digunakan oleh beliau untuk berangkat haji, tapi malah dihabiskan untuk membantu orang lain dan memperbagus tampilan bus “awas merapi” tentunya. Pengikut setiapun menjadi bertambah banyak, dan bertambah sayang sama mbah marjan.

Masa Krisis 2

Sampailah akhirnya hari minggu kemarin, montir andalan juragan bh x mengultimatum, “mbah ini mobil mesti stop beroperasi dulu, mesinnya mesti dibongkar sekarang juga kalo nggak bisa meleduk berbahaya bagi semua penumpang termasuk si mbah sendiri”. Tetapi kembali ditolak mentah-mentah oleh si mbah. Si mbah merasa kalau busnya harus turun mesin itu menandakan bahwa tugas yang diemban kepada si mbah gagal. “Tidak …. Itu tidak boleh terjadi… aku harus buktikan bahwa hasil perawatanku selama ini berhasil dan membuat bus ini tidak akan turun mesin dan selamat” begitu pikirnya.

Montir tentunya juga mengajak penumpang turun. Sebagian menurut dan sebagian memilih di pihak si mbah. Penumpang yang berpihak kepada si mbah berfikir “Si mbah pasti mahluk suci yang disayang allah, kalo pun meleduk, mereka insya allah masih sempat menyelamatkan diri”

Masalah ini terdengar juga oleh wartawan; dan mencoba mengikuti berita ini secara ekslusif ala paparazzi. Dan ulah wartawan ini sempat membuat si mbah marah, dan sensi tidak mau difoto.

Dua hari setelah diultimatum, tepatnya hari selasa sore bus itu benar-benar meleduk. Bus oleng terbakar dan menyeruduk sebuah mushola pinggir jalan. Kaca depan pecah Mbah marjan terpental keluar, masuk kedalam mushola. Semua terbakar…. Tak ada yang sempat menyelamatkan diri. Wartawan paparazzi pengintil mbah marjan pun menjadi bingung antara meliput berita atau melakukan pertolongan. Dan kalau mau menolong siapa yang mesti ditolong duluan, si mbah yang punya nilai jual atau sekedar menolong penumpang yang ada didepan mata. Dia pun menyempatkan diri berkonsultasi terlebih dahulu dengan teman sejawatnya via HP. “bro…. mbah marjan ada dimushola tuh, gue bingung nih…. mau nolong atau ngeliput….” tiba-tiba ada mobil truk meluncur ke arah wartawan kehilangan kendali akibat terkejut melihat kecelakaan didepan. dan "brak…". suara itu nyaring terdengar dari hp rekan sejawat wartawan. mobil truk itu menabrak wartawan dan truk pun terrem berhenti.

Mbah marjan dan para penumpangnya semuanya tewas, karena api begitu cepat melahap habis membakar bus itu. Dan wartawan yang kebingungan juga ikutan tewas tertabarak. Mushola terbakar walaupun tidak total. Menyisakan tubuh mbah marjan terbujur kaku seperti sedang bersujud.

Keesokan harinya diberitakan 32 orang tewas berkaitan dengan kecelakaan ini. Termasuk si mbah, 29 penumpang setianya dan 1 orang wartawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun