Mohon tunggu...
Amraini  I.F
Amraini I.F Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

mengaji,memasak,menggambar dan makanan favorit nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kiat Analisis Kata Baku dan Tidak Baku

20 Oktober 2023   17:59 Diperbarui: 20 Oktober 2023   18:11 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NAMA     :AMRAINI IZZAH FUADINA

NIM          :2310201047

KELAS      :A

PRODI       :S1 KEPERAWATAN

                                                                                              KIAT ANALISIS KATA BAKU DAN TIDAK BAKU

  A.Pendahuluan

unisa yogyakarta Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa resmi negara kita. Bahasa ini sering kita gunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, serta digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.

Bahasa Indonesia juga mulai digunakan sebagai bahasa resmi di sekolah, universitas, maupun institusi resmi dari berbagai negara. Misalnya Australia, Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat.

Sejarah Bahasa Indonesia

Sebelum menjadi seperti sekarang, bahasa Indonesia mengalami sejarah yang panjang. Mulai dari bahasa Melayu kuno yang dipakai pada abad ke-7 sampai peresmian bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Untuk tahu lebih lengkapnya, mari kita simak pembahasan berikut ini

1. Bermula dari Bahasa Melayu Kuno

Sejarah terciptanya bahasa Indonesia tidak lepas dari eksistensi bahasa Melayu di Nusantara. Pemakaian bahasa Melayu kuno sendiri sudah digunakan sejak abad ke-7. Salah satu kerajaan yang sering memakai bahasa Melayu kuno adalah Kerajaan Sriwijaya. Saat itu, kerajaan ini menggunakan bahasa Melayu kuno untuk kebutuhan kebudayaan dan perdagangan, serta menjadi bahasa resmi kerajaan.

2. Perkembangan dan Persebaran Bahasa Melayu

Setelah abad ke-7, bahasa Melayu kuno mulai menyebar ke berbagai daerah di Nusantara dan membuat bahasa ini menjadi lingua franca alias bahasa yang menghubungkan antar pulau, kerajaan, suku, golongan, dan antar pedagang. Luasnya penyebaran bahasa Melayu kuno di Nusantara bersamaan dengan penyebaran agama Islam di masa itu.

3. Berganti Nama Menjadi Bahasa Indonesia dan Dijadikan Bahasa Persatuan

Pada Kongres Pemuda I yang dihelat pada 30 April - 2 Mei 1926 di Batavia, Moh. Yamin menyatakan bahwa suatu bangsa penting memiliki bahasa persatuan. Saat itu, ia mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan Indonesia. Bahasa ini dipilih karena berpotensi bisa menjadi bahasa pergaulan dan bahasa persatuan di Indonesia.

    Pada kongres yang sama, Mohammad Tabrani menyarankan untuk mengganti nama bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Ia berpendapat bahwa jika bangsa kita bernama bangsa Indonesia, maka bahasa yang digunakan juga harus bernama bahasa Indonesia.

Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

Berkembangnya bahasa Indonesia mempengaruhi ejaan dari bahasa ini. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan ejaan pada bahasa Indonesia, mulai dari pengaruh politik sampai perkembangan seni, budaya, dan teknologi. Sudah delapan kali Indonesia mengalami perubahan ejaan. Apa saja kira-kira?

1. Ejaan van Ophuisjen

Ini adalah pedoman ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali digunakan. Pedoman yang diterbitkan pada tahun 1901 ini digunakan saat bahasa Indonesia masih bernama bahasa Melayu.

Sesuai namanya, ejaan ini disusun oleh orang Belanda bernama Charles A. van Ophuijsen. Dalam penyusunannya, ia dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma;moer. Beberapa ciri khas dari ejaan ini adalah penulisan u yang menggunakan oe, j yang ditulis dj, penggunaan apostrof (‘) pada beberapa kata (misalnya: Jum’at),serta kata berulang yang ditulis memakai angka 2 (misalnya: kata-kata yang ditulis kata2).

2. Ejaan Soewandi

Kalau yang satu ini adalah ejaan yang diresmikan setelah bahasa Indonesia ditasbihkan sebagai bahasa persatuan, serta merupakan ejaan pertama yang disusun langsung oleh orang Indonesia. Ejaan ini diresmikan pada 19 Maret 1947 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia Nomor 264/Bhg.A.

Bisa dibilang jika ejaan yang dibuat Mr. Raden Soewandi ini adalah pembaruan dari ejaan sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari penulisan oe yang berganti jadi u, serta dihilangkannya apostrof pada kata-kata tertentu. Tanda baca tersebut akan diganti dengan huruf ‘k’ atau dihilangkan sama sekali. Misalnya: Jum’at menjadi Jumat atau ra’yat menjadi rakyat.

3. Ejaan Pembaharuan

Pada Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, sejumlah pihak meminta untuk membuat Ejaan Pembaharuan dari ejaan sebelumnya. Pembaruan tersebut ada pada ejaan ai, au, dan oi menjadi ay, aw, dan oy; serta dihilangkannya tanda hubung (-) pada kata berulang yang memiliki makna tunggal. Misalnya: alun-alun menjadi alunalun. Sayangnya, ejaan ini tidak diresmikan di dalam undang-undang, sehingga tidak dipakai sama sekali pada masa itu.

B.pembahasa 

Dalam penelitian ini saya meneliti,tentang kata baku dan tidak baku .peneulis meneliti tentang 3 kata baku ;

  

C. Kesimpulan 

   Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang baik berarti bahasa yang sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan setempat. Sementara bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai tata bahasa yang berlaku. Namun, banyak orang yang masih menyepelekan dalam penggunaan bahasa. Terkadang, kita masih salah dalam berbicara maupun menuliskan kalimat yang sesuai dengan ejaan yang benar. Namun, sekarang kita dipermudah untuk berbahasa yang baik dan benar dengan menggunakan acuan dari buku Pedoman Umum EBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). 

   Buku ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015, yang isinya meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Untuk memperkaya pengetahuan bahasa, buku ini dilengkapi juga dengan pantun, peribahasa, pedoman pembentukan istilah, serta pedoman kata baku dan tidak baku. Dengan begitu, kita dapat menambah pengetahuan dalam berbahasa. Selain itu, banyak manfaat jika kita berbahasa Indonesia yang baik dan benar antara lain sebagai berikut.

Manfaat Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar

  1. Bahasa Indonesia akan tetap lestari

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar setiap hari akan menjadi kebiasaan yang baik. Dengan begitu, bahasa akan terus lestari dan tidak akan tergerus oleh perkembangan budaya. Selain itu, bangsa Indonesia tidak akan kehilangan jati dirinya karena bahasa yang digunakan adalah bahasa nenek moyangnya.

  1. Meningkatkan rasa nasionalisme

Semakin kita bany

ak mempelajari bahasa Indonesia, semakin banyak pula kita mengenal asal-usul bahasa Indonesia tersebut. Dengan begitu, kita bisa lebih mencintai bahasa Indonesia.

  1. Mempermudah komunikasi antarsuku

Sesuai dengan isi Sumpah Pemuda butir ketiga, yaitu menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dari banyak bahasa daerah. Tanpa adanya bahasa Indonesia, jalinan komunikasi antarsuku tidak akan terjadi.

  1. Mencerminkan pribadi yang baik

Bahasa Indonesia memiliki tutur kata yang halus. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka akan tercermin kepribadian yang baik, sopan, dan santun.

Demikian manfaat yang bisa didapat jika kita menggunakan bahasa yang baik dan benar. Buku Pedoman Umum EBI sangat tepat sebagai acuan dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar. Segera dapatkan buku ini di toko-toko buku terdekat.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun