Mohon tunggu...
Amanda Regitha
Amanda Regitha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Interaktif "Food Fashion" di Tengah Industri MEA

23 Januari 2017   20:26 Diperbarui: 23 Januari 2017   20:38 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemudian untuk potensi fashion sendiri adalah istilah OOTD yang sedang buming di kalangan pengguna social media. Dengan memanfaatkan bisnis fashion merupakan salah satu bisnis yang potensial dan akan selalu banyak di cari orang. Melihat sekarang perkembangan fashion muslim juga semakin menarik untuk di coba. Istilah OOTD atau Outfit Of The Day ini menjadi familliar dan buming dengan hastag yang mereka gunakan ketika mengunggah foto dengan busana terbaru. Ini menjadi salah satu poin terpenting dalam menjalankan usaha kreatif dengan memanfaatkan interaktif dari usaha kuliner dan fashion. Untuk sasarannya pun cukup jelas, sebanyak 75% dari penguuna social media adalah anak muda karena mereka inilah yang nantinya menjadi salah satu penerus yang harus aktif dan kreatif membuka peluang perekonomian negara. Sisanya adalah penggemar kuliner atau fashion, atau bisa jadi keduanya. Bagaimana? Tertarik untuk mencoba?

Maka dengan adanya strukur perekonomian dunia ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan menuju era ekonomi kreatif. Sebab, ekonomi kreatif dengan munculnya bisnis food and fashiondi tengah MEA sekarang ini dapat mengintensifkan pada kreativitas dan faktor produksi utama yang lebih maju. Hal tersebut juga di perkuat oleh pakar ekonomi yakni Dr. Richard Florida dari Amerika Serikat, yang membahas ekonomi kreatif dalam bukunya “The Rise of Creative Class” dan “Cities and the Creative Class”.

Dari mulai diluncurkannyaprogram Indonesia Design Power hingga berdirinya Badan Ekonomi Kreatif pada tanggal 26 Januari 2015 yang merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Hal ini membuktikan bahwasanya pemerintah telah sadar akan potensi tersembunyi yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif di mana ekonomi kreatif mampu memberikan kontribusi rata-rata lebih dari 7% terhadap PDB serta mampu menyerap tenaga kerja. Kemudian, juga diharapkan pemerintah dapat terus melakukan pergerakan positif guna menyiapkan diri untuk memasuki era ekonomi kreatif yang lebih interaktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun