Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asyiknya Menjadi Wali Kelas

14 Maret 2022   09:40 Diperbarui: 14 Maret 2022   11:04 2559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika hal itu terjadi, coba Anda sebagai wali kelas mengingat bagaimana gaya Anda berbicara di depan kelas. 

Apakah gaya dan komunikasi Anda sudah mirip Mario Teguh? Atau gaya berbicara Anda tegas berbobot dan menusuk layaknya Najwa Shihab? Atau mungkin wali kelas yang sempat membaca, masing-masing memiliki gaya terkeren sambil berceramah di depan kelas. 

Bukankah semua kesempatan menjadi motivator itu tidak akan Anda dapatkan jika tidak menjadi wali kelas. Sekarang, cobalah sesekali rekam ketika Anda sedang berfatwa di depan murid-murid yang ceria sebagai anak wali Anda.

Selalu Mendapatkan kado

Keasyikan yang keempat ini selalu saya rasakan. Mungkin juka Anda. Menjadi wali kelas itu, betapapun seringnya marah, eh, juga selalu mendapatkan kado dari anak perwaliannya. 

Saya, minimal mendapatkan kado 4 kali dalam setahun. Dua kali saat penerimaan rapor, sekali saat perayaan hari guru, dan anak wali saya juga selalu memberikan kado saat ulang tahun saya tiba. Padahal saya tidak pernah memberikan info tanggal lahir saya. 

Kado dari anak wali juga beragam. Pernah mendapatkan pakaian. Gelas romantis juga biasa. Tas, dompet, sepatu. Makanan? Jangan ditanya. Ini kado yang paling sering diberikan kepada wali kelas. 

Di masa pandemi, bertepatan dengan ulang tahun saya, anak perwalian memberikan kado sekardus masker. Jadilah masker itu saya gunakan dan belum habis hingga kini. He..he.. belum lagi ketika Anda menjadi wali kelas XII. Pasti kadonya akan lebih banyak. 

Untung saja kita di Indonesia. Coba saja kita menjadi wali kelas atau guru di luar negeri. Di luar negeri, aturan batas hadiah yang boleh diterima oleh guru dari siswa atau orang tua siswa diatur dalam undang-undang pendidikan mereka.

Kawan pembaca, cukup empat yang saya tuliskan, ya! Jika Anda sebagai wali kelas, silakan tulis keasyikan lainnya, lalu unggah di Kompasiana. Saya pasti akan membacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun