Mohon tunggu...
Ammar Rozaq Reynaldi
Ammar Rozaq Reynaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Tarbiyah dan Keguruan INISNU Temanggung

Seorang yang gemar akan Konspirasi dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasilaku

11 November 2022   11:09 Diperbarui: 11 November 2022   16:35 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber : www.kompas.com

Siapapun yang mencoba mengubah Pancasila berarti dia bukan warga negara Indonesia yang baik dan benar, maka penulis akan selalu tegaskan kepada semua orang. Perasaan, iri hati terhadap orang, kelompok, agama, suku, ras, dan organisasi tertentu dapat membawa kita pada sikap intoleran. Dimulai dengan intoleransi, pasti akan ada sikap salah (jahat) dan radikal terhadap sesama kita. Indonesia yang terhormat, ini adalah benih terorisme dan sama sekali tidak memiliki tempat di bumi. Sikap yang meneror dan menghakimi orang tidak terpuji karena ingin memukul diri sendiri. Bahkan jika kita tidak memiliki keyakinan dan keyakinan yang sama, kita adalah manusia dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Intoleransi laten dari kelompok yang tidak disukai cenderung mengarah pada konflik.

Oleh karena itu, antisipasi gerakan radikalisme dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesegera mungkin. Saling berburu, melihat kekurangan satu sama lain, dan menjelajahi media sosial tanpa henti (ini adalah "senjata baru") yang sangat kuat seperti yang telah kita saksikan.

Rumusan Pancasila sudah benar, tetapi marilah kita menjaga, mengamankan, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. yaitu:

  • Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Persatuan Indonesia.
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kelima sila di atas sesuai dengan pola kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga tidak ada sedikit pun peluang bagi orang-orang intoleran untuk menyelinap masuk. Sehingga jika ada orang atau kelompok yang masih ingin mencampuri Pancasila, penulis bersikukuh keindonesiaan mereka perlu dipertanyakan. Dengan memasukkan Ketuhanan Yang Maha Esa ke dalam Perintah Pertama, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang religius.

Indonesia adalah negara dengan masyarakat yang beraneka ragam, suku, agama, ras, adat istiadat dan tradisi yang hidup dalam masyarakat yang multi dimensional, patut kita syukuri. Hidup rukun -- rukun -- seimbang menjadikan masyarakat Indonesia rukun, rukun dan bersahabat. Mencapai ini sangat penting.

Di usia 77 tahun, bukankah seperti memasuki usia tua ketika pikiran dan tindakan sudah matang? Indonesia akan memasuki masa keemasannya pada tahun 2045. Maka Indonesia akan berumur 100 tahun (abad ke-1). Mudah-mudahan, Indonesia telah muncul sebagai negara maju dan menyusul negara adidaya. Artinya, tangan kita, kiri dan kanan, masing-masing berbekal jari, berbeda bentuk dan ukurannya. Begitu juga dengan fungsinya.

Mereka memiliki fungsi yang berbeda. Misalnya, ibu jari diangkat dan sering disertai dengan pernyataan yang bagus. Namun, tidak peduli seberapa bagus lengan Anda, Anda tidak dapat mengangkat atau memindahkan objek sendiri tanpa menopangnya dengan jari lain. Kedua kaki kami memiliki bentuk yang mirip, tetapi mereka dapat bergerak maju bersama.

Menuju Indonesia Emas

Jika sebagian dari kita masih tersinggung dengan konflik Suku, Agama, Ras, Adat Istiadat (SARA), itu sangat buruk. Lihatlah tetangga kita di sebelah kiri dan kanan kita (China, Jepang, Korea Selatan, dll). Mereka berpikir dan membuat langkah besar di dunia dan bahkan di luar angkasa.

Apakah kita masih berselisih kepahaman dan suka berlarut-larut dalam perselisihan di antara kita sendiri, bahkan anak kembar pun tidak selalu memiliki kepribadian dan kepribadian yang sama. Mengapa perbedaan dibesar-besarkan untuk melihat kesenjangan?

Seperti yang dikatakan Yudi Latif, Pancasila adalah tempat pertemuan, poros dan titik tolak. Bantu Indonesia menjadi bangsa yang cinta damai. Dengan satu pancasila sebagai landasan bangsa, kita akan berpartisipasi bersama dalam mewujudkan Indonesia. Tegas: penghancuran negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak boleh dibiarkan! Kami Indonesia - kami Pancasila.

Menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan cara yang memenuhi cita-cita lama Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia yang baik dan adil, marilah kita menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan.

Membangun Karakter Pancasila era-Milenial

Nilai-nilai Pancasila sangat cocok diajarkan kepada generasi muda Indonesia sejak usia sekolah dasar. Tidak heran jika Pancasila merupakan dasar dan Ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan melatih anak berdasarkan nilai-nilai pancasila sejak usia dasar, anak dapat dilatih untuk bertindak dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir pengamalan pancasila. Kurikulum dulu telah digantikan kurikulum 2013 dan menitikberatkan pada penyediaan materi esensial, pengembangan kepribadian peserta didik Pancasila dan peningkatan kualitas kemampuannya melalui pembelajaran yang lebih fleksibel dan efektif. Untuk membangun karakter generasi Pancasila, pemerintah membuat 6 profil pelajar Pancasila yang berguna dalam penyelarasan kurikulum merdeka, point 6 tersebut memiliki nilai karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

 Profil pelajar Pancasila ini merupakan sebuah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dengan 6 ciri: beriman, bertaqwa kepada tuhan, berkebinekaan global, bernalar kritis, bergotong royong, mandiri, dan kreatif. Sehingga diperlukan langkah dalam mendukung pembangunan karakter yaitu melalui suatu penguatan nilai-nilai karakter antara pendidik dan peserta didik secara langsung melalui kegiatan-kegiatan sekolah, yaitu intrakulikuler, ekstrakulikuler, dan kokurikuler pada setiap jenjang pendidikan.

Didalam kegiatan ektrakulikuler terdapat barbagai macam kegiatan diantraranya seperti nilai-nilai karakter dalam rangka perluasan profesi, bakat minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal yang sejalan dengan point pelajar panacasila dengan ciri mengedepankan pengembangan kreatifitas siswa. Intrakulikuler merupakan suatu kegiatan dengan landasan penguatan nilai-nilai karakter dapat dilakukan melalui kegiatan materi pembelajaran serta metode yang sesuai dengan muatan yang telah ditentukan kurikulum yang sejalan dengan point pelajar panacasila dengan ciri mengedepankan pengembangan bernalar kritis yang ditanamkan pada siswa. Kokulikurer sendiri merupakan kegiatan yang dilandasi oleh penguatan nilai-nilai karakter untuk memperdalam dan memperkaya kegiatan di dalam kurikulum, tergantung pada isi kurikulum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun