Mohon tunggu...
ammara syifa
ammara syifa Mohon Tunggu... Penulis - Ammara Syifa Yuniar, seseorang yang menyukai kegiatan membaca dan selalu ingin belajar menulis.

Ra, Tulisan yang baik adalah ketika kamu menulisnya, kamu tidak akan berani menghapusnya karena itu adalah kebaikan yang membawamu ke Jannah-Nya. Insyaa Allah.... Temui aku di IG @ammarass dan @yuniaraaaaaaaaa🖐

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Catatan Kaki: Menelisik Sejarah Museum Purba Sangiran, Sragen, Jawa Tengah

1 Juli 2024   12:44 Diperbarui: 1 Juli 2024   13:06 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kondisi lingkungan Sangiran mulanya terbentuk dari tiga keadaan alam, yang paling awal adalah laut. Kemudian rawa yang memiliki pengertian sebagai getaran lempeng bumi bergerak. Serta yang terakhir berasal dari daratan kering, yang hingga sekarang eksis menjadi bangunan Museum Purba yang berada di daerah Sragen, Jawa Tengah.

Salah satu manusia purba yang ditemukan oleh peneliti dan diabadikan tiruannya di muswum ini adalah Pitechantropus erectus. Alasan pemberian nama ini adalah karena eneliti ragu (bentuk manusia, keningnya kera), maka diartikan sebagai kera berjalan tegak. Setelah ditemukan kepalanya, dinamakan homo erectus (manusia berjalan tegak).

Penamaan berasal dari bahasa latin.

Adapun asal nama masa-masa prasejarah yang biasa kita kenal dalam buku pelajaran sejarah, di antaranya:

1. Paleolitikum: batu kasar, belumm terbentuk alat, sudah digunakan manusia purba

2. Mesolitikum: batu sudah terbentuk alat tapi masih kasar

3. Neolitikum: batu sudah terbentuk alat dan sudah halus

Lalu .... Tahukah kalian bahwa ternyata terdapat proses di mana tulang bisa menjadi batu?

Zat semen dan zat besi yang berada di lingkungan, masuk ke dalam tulang menyebabkan perubahan menjadi batu. Tapi tidak semua akan lapuk, tergantung sedimentasi dan zat mineral yang ada pada lingkungan tersebut.

Dan bagaimana pula cara untuk mengecek umur fosil yang berada di dalam tanah?

Tidak hanya sekadar mengukur kedalaman tanah saja. Yang 500 - 10.000 menggunakan karbon 14. 

500 - juta (?): menggunakan argon ....

Perkembangan lingkungan Sangiran: 1986 - 1996 (diakui UNESCO menjadi warisan dunia) - 2011 (diresmikan Muh. Nuh) 

Perbedaan benda prasejarah x kebudayaan

Prasejarah: benda yang disentuh pada kurun waktu 500 - jutaan tahun yang lalu

Budaya: semua bunda yang disentuh oleh manusia purba

Ruang Sangiran terdiri dari tiga bagian, yakni:

1. Kekayaan 1: hanya mewakili 1 spesies tiruan karena masih dalam tahap penyelidikan (aslinya ada di Museum Geologi Bandung dan UGM)

2. Langkah-langkah kemanusiaan

3. Diorama Sangiran sebelum terkena letusan gunung ....

Lapisan tanah: (diukur sekitar 360 juta tahun lalu)

1. Laut: 2,4 juta tahun lalu (era holosen) (lempung, batu bata ....)

2. Air rawa: 1,8 juta tahun lalu

3. Hutan terbuka: dihuni manusia purba/homo sapiens, di tanah kering

Kerang laut, kerang air rawa, lempeng penyu, tengkorak Pithecanthropus erectus, bola/yang selalu dibawa manusia purba, (plestosen, holosen, dst)

Cara menemukan kerang prasejarah:

Jika dibakar tidak akan dihabis, 2.400 rb th yang lalu 

Gading gajah: 1984 (ditemukan 4 km dari Sangiran). Tidak ditemukan gajah jenis mamut karena hidup di daerah dingin. Terdapat 3 jenis saja: Mastodon, Stegodon trigonosephalus, dan elephant (satu-satunya jenis yang masih hidup). Cara membedakan ketiganya dari bentuk giginya. Hidup di era plestosen tetap, pithecanthropus erectus. 

Kepala buaya: 

hidup di air tawar, meganthropus

Hidup di air ...., pithecanthropus

Kura-kura laut: hidup 2 jt thn lalu

Kijang hipolapus

Babi purba, badak purba .... : tulang yang memakan sedimen

Dinosaurus: 502 juta tahun lalu ditemukan, di Indonesia masih berupa perairan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun