Mohon tunggu...
Ammar Muarief
Ammar Muarief Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA '21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Komunikasi Menggunakan WhatsApp

10 Desember 2021   20:00 Diperbarui: 10 Desember 2021   21:04 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Komunikasi diibaratkan seperti urat nadi penghubung antar sesama pengguna. Komunikasi akan bernilai positif jika para pengguna komunikasi mengetahui dan menguasai teknik berkomunikasi yang baik dan beretika. Etika berkomunikasi juga tidak selalu berkaitan dengan tutur kata yang baik, tetapi juga bagaimana cara bersikap di WhatsApp. Tidak menyebarkan informasi berbau SARA, porno, provokatif, menyebarkan artikel atau status yang menggemparkan dan menyebabkannya menjadi berita bohong (hoaks), copy paste artikel atau gambar yang mempunyai hak cipta dan diakui sebagai milik sendiri, serta memberikan komentar yang membangun serta relevan (Mursito, 2006).  

     Pengguna WhatsApp yang bijak tidak akan memberikan informasi pribadi kepada pengguna yang belum dikenalnya serta tidak akan memercayai informasi yang diberikan oleh pengguna yang belum berteman dengannya. Hal ini pula berlaku dengan tidak mengumbar privasi atau rahasia-rahasia pengguna lain di media sosial, walaupun memang tujuannya hanya untuk bergurau saja. Kedua, pada saat bercakap pada grup WhatsApp, jangan pernah untuk

berkomunikasi dengan orang yang sama saja, karena hal tersebut dapat dilakukan pada percakapan pribadi (private chat). Selain tidak beretika, pengguna-pengguna lain yang ada di grup WhatsApp tidak akan mengerti apa saja yang dimaksud, lebih baik mengunggah sesuatu yang dapat dimengerti oleh pengguna yang ada di grup WhatsApp tersebut. Ketiga, tidak boleh spam. Apalagi jika pengguna tersebut tidak mengenali pengguna lainnya. Seperti memanggil pengguna lain dengan cara mengirimkan huruf P berkali-kali. Hal tersebut, selain tidak beretika, menyebabkan pengguna lain terganggu dan terkesan tidak sopan. Sebaiknya, panggil pengguna lain dengan nama ataupun sapaan lain yang tidak mengganggu. Sebagai pengguna WhatsApp yang baik pun harus menghormati dan bersabar pada saat pengguna lainnya belum membalas pesan yang dikirimkan dan sebisa mungkin tidak berpikir negatif. Mungkin pengguna lainnya memiliki kesibukan sehingga tidak dapat membalas pesan terlebih dahulu. Selanjutnya, memperhatikan waktu pada saat berkirim pesan. Tidak semua pengguna menyukai chat saat malam. Begitu pula chat yang terlalu pagi. Sebagai pengguna yang bijak, ada kalanya harus menghormati pengguna lain perihal waktu. Terakhir, jangan menggunakan emoticon atau simbol-simbol yang berlebihan dan bisa menyalahartikan persepsi yang sebetulnya dimaksud. Adanya kesalahan persepsi dapat menyebabkan feedback cenderung lebih lama bahkan tertunda, serta efek yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

      Etika komunikasi tidak terlepas dari pergeseran peran pengguna yang bukan lagi bertindak sebagai konsumen informasi, tetapi juga dapat menjadi produsen. Proses oper-mengoper konten yang dilakukan di aplikasi WhatsApp menjadi semakin massif dan cepat. Konten-konten sudah terlanjur viral secara cepat, mengalahkan verifikator hoaks. Cepat atau lambat, konten yang tersebar itu dapat dianggap sebagai gambaran utuh yang terjadi di luar realitas WhatsApp.

Penutup

      Etika sebagai suatu pedoman bertingkah laku bagi manusia merupakan suatu tolak ukur dari nilai yang tertanam pada masyarakat.Etika pada pengguna WhatsApp berarti implementasi dari pedoman yang dianut oleh pengguna mengenai perilaku yang baik dan benar pada media sosial WhatsApp sebagai ruang interaksi antar penggunanya.Etika komunikasi diperlukan karena melindungi publik yang lemah, etika komunikasi merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab, dan menghindari sebaik mungkin dampak negatif dari logika instrumental. Sebagai negara dengan pengguna WhatsApp yang cukup besar seharusnya memerhatikan etika komunikasi dalam menggunakan WhatsApp dan menerapkan sanksi yang berlaku bagi pelanggarnya.

Daftar Pustaka

Sugiana. Dadang.2019.Komunikasi dalam Media Digital. Yogyakarta: Buku Lietera Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun