Dalam konteks hitung cepat pemilu, dalam teori komunikasi terdapa "Teori Framing". Teori ini menjelaskan bagaimana media dan komunikator lainnya 'membingkai' suatu isu atau informasi untuk mempengaruhi persepsi publik. Dalam konteks hitung cepat, bagaimana hasil disajikan (misalnya, menekankan kemenangan suatu kandidat, atau menunjukkan bahwa pemilihan masih terlalu dekat untuk diputuskan) dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat memahami dan merespons hasil tersebut.
Framing adalah proses di mana suatu isu atau informasi diberikan konteks atau perspektif tertentu yang dapat mempengaruhi cara orang memahami dan merespons informasi tersebut.
Dalam hitung cepat pemilu, framing dapat digunakan untuk mempengaruhi cara masyarakat memandang hasil hitung cepat. Beberapa jenis framing yang mungkin digunakan termasuk:
Pertama, Framing Positif: Hasil hitung cepat yang mengindikasikan kemenangan atau keunggulan suatu kandidat atau partai politik dapat dipresentasikan dengan framing yang positif. Dalam hal ini, media atau komunikator dapat menekankan prestasi atau keberhasilan kandidat atau partai tersebut, yang dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap mereka.
Kedua, Framing Negatif: Sebaliknya, hasil hitung cepat yang menunjukkan penurunan dukungan atau kekalahan suatu kandidat atau partai politik dapat dipresentasikan dengan framing yang negatif. Dalam hal ini, media atau komunikator dapat menekankan kelemahan atau kegagalan kandidat atau partai tersebut, yang dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap mereka.
Ketiga, Framing Isu: Framing juga dapat digunakan untuk mempengaruhi cara masyarakat memandang isu-isu yang muncul selama hitung cepat. Misalnya, media atau komunikator dapat memilih untuk menyoroti isu-isu tertentu yang dianggap penting atau kontroversial, yang dapat mempengaruhi perhatian dan perdebatan publik.
Penting untuk diingat bahwa framing dapat memiliki dampak signifikan pada persepsi dan penilaian masyarakat terhadap hasil hitung cepat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjadi pemirsa yang kritis dan mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum membuat kesimpulan atau mengambil keputusan berdasarkan hasil hitung cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H