KAU DALAM MIMPI BURUKKU
      oleh AMIRULLAH | Bogor, November 2023
Celoteh merpati hitam yang kemarin mengejekku tentang dirimu yang melupakanku begitu saja, kuakui itu hanya untaian sampah kata. Semalam mungkin adalah malamku yang lebih tragis dari malam kemarin. Kita bahkan tak bersaling sapa dalam genggaman gawai kita. Aku menuju mimpi dengan membawa sesal dan sesak yang tak bisa diutarakan. Dan berharap kau hanya ingin menyendiri dalam ruang yang kau bangun sendiri.
Tak sampai di situ. Aku usahakan mataku tertutup tanpa air mata yang mengalir. Namun riuh hujan justru semakin merangsang dan dengan kejam menarik air mataku tanpa ku sadari. Basah, bergelimang asa. Pipiku bahkan tak sanggup untuk menahan derasnya aliran sungai dari mataku. Membasahi guling yang kupeluk sebagai anggapan bahwa itu adalah dirimu.
Yaa ... aku tidur dengan suasana runyam dalam dadaku.
Tak lama, malaikat mimpi mulai mendatangi.
"Ingin aku bawakan dia untukmu ke sini?" celoteh malaikat mulai bermain.
"Tolong, bawa dia kemari. Tak sanggup ku tahan diri ini. Tolonglah" jeritku padanya memohon untuk dikabulkan.
Sekejap, engkau datang dengan riang. Kau peluk tubuhku yang kerontang, menunggumu. Kau bilang, kau pun menungguku. Kau usap seluruh tetes air mata. Kau bilang, kau minta maaf. Kau cumbu bibir manisku dengan senyum munafikmu. Kau bilang, kau merindukanku. Kau bilang, kau mencintaiku.
Yaa ... dari sekian banyak mimpi buruk yang kulalui, kuakui ini adalah mimpi buruk terindahku.
Sebentar saja, lalu malaikat membawamu kembali ke pengasinganmu. Seketika aku terbangun.
Dan dia kembali bertanya ... "Bagaimana mimpimu? Kau menikmatinya?" tanya dia yang seketika pergi dengan asap hitam di tengah malam.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H