Mohon tunggu...
Amirullah
Amirullah Mohon Tunggu... Guru - Dikara Purnama Abadi - Pujangga Jalanan

Pengelana Kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau dalam Mimpi Burukku

1 Desember 2023   16:45 Diperbarui: 1 Desember 2023   17:24 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

                         KAU DALAM MIMPI BURUKKU

           oleh AMIRULLAH | Bogor, November 2023

Celoteh merpati hitam yang kemarin mengejekku tentang dirimu yang melupakanku begitu saja, kuakui itu hanya untaian sampah kata. Semalam mungkin adalah malamku yang lebih tragis dari malam kemarin. Kita bahkan tak bersaling sapa dalam genggaman gawai kita. Aku menuju mimpi dengan membawa sesal dan sesak yang tak bisa diutarakan. Dan berharap kau hanya ingin menyendiri dalam ruang yang kau bangun sendiri.

Tak sampai di situ. Aku usahakan mataku tertutup tanpa air mata yang mengalir. Namun riuh hujan justru semakin merangsang dan dengan kejam menarik air mataku tanpa ku sadari. Basah, bergelimang asa. Pipiku bahkan tak sanggup untuk menahan derasnya aliran sungai dari mataku. Membasahi guling yang kupeluk sebagai anggapan bahwa itu adalah dirimu.

Yaa ... aku tidur dengan suasana runyam dalam dadaku.

Tak lama, malaikat mimpi mulai mendatangi.

"Ingin aku bawakan dia untukmu ke sini?" celoteh malaikat mulai bermain.

"Tolong, bawa dia kemari. Tak sanggup ku tahan diri ini. Tolonglah" jeritku padanya memohon untuk dikabulkan.

Sekejap, engkau datang dengan riang. Kau peluk tubuhku yang kerontang, menunggumu. Kau bilang, kau pun menungguku. Kau usap seluruh tetes air mata. Kau bilang, kau minta maaf. Kau cumbu bibir manisku dengan senyum munafikmu. Kau bilang, kau merindukanku. Kau bilang, kau mencintaiku.

Yaa ... dari sekian banyak mimpi buruk yang kulalui, kuakui ini adalah mimpi buruk terindahku.

Sebentar saja, lalu malaikat membawamu kembali ke pengasinganmu. Seketika aku terbangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun