Mohon tunggu...
AMIR EL HUDA
AMIR EL HUDA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Laki-laki biasa (saja)

Media: 1. Email: bangamir685@gmail.com 2. Fb: Amir El Huda 3. Youtube: s https://www.youtube.com/channel/UCOtz3_2NuSgtcfAMuyyWmuA 4. Ig: @amirelhuda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wahai Mahasiswa, Perbuatan Ini Sangat Memalukan Kalau Sampai Kamu Lakukan!

13 Maret 2016   16:48 Diperbarui: 13 Maret 2016   23:54 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen menjawab, "Saya bisa jam 1."

"Lho klo jam 1 aku nggak bisa, Pak. Aku ada kuliah. Gini aja deh, Pak. Klo Bapak udah nyampe kampus, tolong aku di WA ya, Pak?" Menanggapi dg tanpa rasa bersalah, memakai kata 'aku'  utk menggantikan kata 'saya' yg jauh lebih sopan, dan mengakhiri percakapan tanpa minta maaf krn telah mengganggu waktu sang dosen.

GQ : Memegang HP dengan keringat dingin dan gemeteran ditambah wirid dan doa2 sebelum memencet nomor HP dosen.

Pas terdengar ada nada sambung, debaran jantung rasanya menggila.

Pas ada bunyi telp diterima dan ada suara sang dosen, "Hallo?" Rasanya jantung berhenti berdetak.

Trus dengan kalimat paling sopan yg bisa disusun saat itu, mulai bicara : "Selamat sore, Pak. Saya si A angkatan ****. Mohon maaf, pak. Apakah besok Bapak ada jadwal ke kampus? Karena jika ada, apakah saya boleh minta waktu Bapak sebentar untuk asistensi tugas Despro 3 saya, Pak?"

Dosen menjawab, "Bisa. Tapi jadwal saya belum pasti. Bisa jam 10, jam 1, atau jam 5."

Mendengar jawaban itu, dengan pasrah menanggapi, "Baik kalau begitu, Pak. Saya akan tunggu di kampus Bapak bisanya yang jam berapa. Saya ikut jadwal Bapak saja."

"Oke. Besok tunggu aja di kampus. Ntar klo ketemu saya, langsung aja asistensi. Tapi klo gak ketemu ya mungkin besok aja." Jawab dosen.

"Baik, pak. Terima kasih banyak. Maaf sudah mengganggu waktu Bapak.Selamat sore." Memencet tombol off diikuti helaan nafas puanjang nan legaaaa... Besoknya stand by di kampus sedari pagi sampai malam nungguin dosennya bisanya jam berapa. Perjuangan yang sama sekali gak sepele. Butuh kegigihan tingkat advance. Pokoknya jamanku kuliah dulu, nungguin dosen tu direwangi mbambung nang kampus. Mbambung dalam arti sebenarnya. Gak adus, makan seadanya, kompakan sama temen-temen utk saling ngabari keberadaan dosen ada di mana demi sebuah asistensi tugas.

Mau nggak mau aku jadi bertanya-tanya, lha klo sudah seusia anak kuliah masih gak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri dg dosen, masih minta bala bantuan dari orangtua, trus kapan mandirinya? Lha kalau masih gak bisa sopan dengan dosen yg notabene adalah gurunya, bikin dosen gak nyaman, trus ilmunya bisa barakah dari mana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun