Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Pembelajaran Sosial dan Emosional

7 Maret 2023   22:19 Diperbarui: 7 Maret 2023   22:33 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya saya (mungkin guru yang lain seperti anda) mengenal ada istilah RPP berkarakter. RPP karakter sebenarnya RPP yang memilki nilai plus, yakni menekankan nila-nilai karakter dalam setiap item kegiatan yang disusun dalam RPP.  

Menurut Mulyasa (2011:82), RPP berkarakter merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru untuk menunjang pembentukan karakter siswa yang diharapkan. 

Ada 18 karakter yang dikembangkan, yaitu  religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.

Sekarang saya sedang mempelajari lebih jauh hal yang satu sisi ada kemiripan dengan RPP berkarakter yaitu Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). PSE adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Dalam PSE dikembangkan 5 kompetensi Sosial dan Emosional. Kelimanya adalah kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

Kesadaran diri ialah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nila-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

Pengelolaan diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku  diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.

Kesadaran sosial ialah kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat  berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal  dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.

Ketrampilan berelasi emampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.

Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab ialah emampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun  yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam  mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk  diri sendiri, masyarakat dan kelompok.

Kemudian  tujuan Pembelajaran Sosial dan Ekonomi dirumuskan sebagai berikut:

1. Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)

2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)

3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan

berelasi)

5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang

bertanggung jawab)

PSE dilaksanakan dengan tiga pilihan, pertama diintegrasikan dalam pembelajaran regular. Kedua, menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah. Ketiga, penguatan PSE pada tenaga kependidikan lainnya melalui keteladanan, kolaborasi dan lainnya.

Sekarang apa kemiripanya? Saya melihat kemiripannya dalam RPP. seperti RPP berkarakter 5 kompetensi PSE juga disisipkan ke dalam RPP. Hanya, lebih detail dibandingkan RPP berkarakter.

Apa manfaatnya?

Menurut saya PSE sangat bermanfaat bagi murid. Mengapa? Pertama, PSE menghadirkan well-being bagi murid. Sedangkan menurut Mcgrath & Noble (2011), murid yang memiliki tingkat well-being yang optimum memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mencapai prestasi akademik, kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, memiliki ketangguhan dalam menghadapi stress dan terlibat dalam perilaku sosial yang lebih bertanggung jawab.

Apa well-being itu? Well-being adalah sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat  keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup  dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

Kedua, motivasi, semamangat belajar murid terjaga. Kondisi baik fisik maupun psikis tetap tejaga secara baik sehingga bisa mengikuti pembelajaran secara baik. Sehingga diharapkan pembelajaran mencapai hasil yang maksimal.

Ketiga, terciptanya ekosistem pendidikan dan pembelajaran yang baik di sekolah. Kumpulan elemen pendidikan yang terintegrasi dalam sebuah lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu ini disebut ekosistem pembelajaran. Kumpulan ekosistem pembelajaran yang saling terkait, mempengaruhi, dan bersimbiosis mutualisme ini disebut ekosistem pendidikan.

Mengutip Aristotele ungkapan filosuf Yunani kuno, mendidik pikiran tanpa mendidik hati, adalah bukan pendidikan sama sekali. Mengintegrasikan PSE dalam pembelajran regular yang dilakukan guru tak lain merupakan upaya menyatukan penddidikan pikiran, emosi, dan hati. Wa Allahu alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun