Terkait dengan narsis, ada cerita legenda Yunani  seorang pemuda tampan namanya narcisus. Dia disukai, disenangi dan dicintai oleh banyak wanita. Setiap cinta wanita ditolak olehnya. Satu waktu dia berburu di tepi sungai yang airnya sangat bersih dan jernih. Sepintas ia melihat seseoang yang bagus rupa. Dia mendekat ke sungai seraya melihat apa yang ada di depan matanya. Ia menatap seorang berwajah tampan yang ada di depan matanya.Â
Dia tertarik dengan ketampananya. Dia jatuh cinta pada orang yang ada di depan matanya.  Yang tak lain adalah gambar dirinya. Dia berusaha meraihnya dengan merangkul air di tepi sungai tersebut. Setiap ia berusaha merangkul orang yang berada di depanya pandangannya menjadi buyar seiring dengan buyarnya air yang dipukul. Sampai akhirnya ia terhanyut dan mati. Narcisius akhirnya dijadikan istilah narsis.  Yakni  orang yang membanggakan, mengaggumi dan mencintai diri sendiri serta merendahkan dan meremehkan yang lain.
Sekarang bagaimana denga puasa kita? Ada pada di kelas yang mana? Mari kita evaluasi puasa. Masih ada waktu untuk memperbaikinya. Saat ini kita berada di pertengahan puasa. Yuk kita tingkatkan kualitas puasa dengan memperbanyak amal, menjauhi segala larangan. Menghindari dari perbuatan-perbuatan yang bisa merusak ibadah puasa. Semoga amal ibadah kita diterima Allah. Memperoleh rahmat dan ampunan-Nya. AMIN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H