Kedua, shaumul khash yaitu puasanya orang khusus. Disamping menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa termasuk makan minum, mereka juga menahan dan menjaga anggota tubuh dari perbuatan maksiat. Dari melanggar perintah Allah dan rasul-Nya. Menahan tangan dari perbuatan aniaya, mendzalimi orang. Mencegah lisan dari perbuatan dosa. Menjaga mata dari pandangan yang tak dibenarkan agama. Serta menggunakan kenikmatan kesehatan tubuh untuk beribadah kepada Allah.
Terkait dengan ini ada beberapa perbuatan yang dikategorikan sebagai perusak ibadah puasa. Pertama, berdusta atau berbohong. Berbohong adalah menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Di era ini menyebarkan berita bohong disebut sebagai hoks. Hati-hati, jangan sampai melakukanya, juga menyebarkannya. Kemajuan tekhnologi sepantasnya untuk kebaikan, bukan untuk kebohongan.
Kedua, gibah atau menggunjing orang. Yakni membicarakan keburukan orang lain. Gibah yang berliebihan akan menjerumuskan pada fitnah. Sedangkan mudharat dan dosa fitnah lebih kejam dari pembunuhan.
Ketiga, adu domba yakni menciptakan perselisihan, permusuhan dan sengketa di antara dua pihak yang sebelumnya hidup rukun. Adu domba bisa mendorong seseorang melakukan fitnah.
Keempat, sumpah palsu. Ini kaitanya dengan persaksian yang membawa nama Allah, nama rasul atau yang lain. Yaitu manakalah seseorang memberi keterangan yang tak sesuai dengan kenyataan atau fakta yang ada. Ini sangat berbahaya bagi penegakan keadilan. Sumpah palsu menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain saat keduanya bersengketa.
 Walhasil apapun perbuatn yang kita lakukan yang melanggar perintah Allah dapat menciderai pahala puasa. Maka sepantasnya kita menahanya. Tidak melakukannya saat berpuasa.
Kelompok ketiga, shaumul khasul khawas. Yakni puasnya orang-orang super khusus atau orang pilihan. Mereka tidak hanya menahan lapar dahaga, menjaga anggota badan dari maksiat. Tetapi menjaga hati dan pikira dari perbuatan-perbuatan yang dilarang.
Ada banyak penyakit hati, saya akan menyebutnya yang sangat berbahaya bagi keruhanian atau kesehatan mental manusia. Pertama, iri dan dengki atau dalam bahasa agama disebut hasud. Hasud adalah sikap tidak senang terhadap kebahgian orang lain. Â Tidak hanya sebatas itu, ia bahkan berharap agar kebahagian itu hilang dari orang yang dibencinya. Saat itu munculah sifat hati yang lain yakni dendam.
Kedua, sombong atau takabur. Sombong itu membanggakan diri sendiri serta meremehkan orang lain. Berawal dari perasaan paling hebat, paling benar, paling pinter dan palin-paling yang lain. Sombong adalah karakter utama Iblis yang pernah menentang Allah saat diperintahkan sujud atau hormat kepada nabi Adam as.
Ketiga, riya atau pamer. Riya adalah memperlihatkan atau memerkan amal perbuatan kepada selain Allah. Riya terkait dengan motivasi sesorang saat beramal atau beribadah. Beramal dan beribadah itu sepantasnya ditujuhkan kepada Allah yakni mendekatkan diri sebagai wujud penghambaan kepada-Nya. Sifat riya ini sangat halus dan lembut. Terkadang seseorang tak terasa telah melakukannya.
Keempat, ujub. Adalah  membangga-banggakan diri sendiri atas apa yang dimiliki, yang diraih. Ujub menjerumuskan seseorang kepada kesombongan.  Zaman sekarang ada istilah narsis. Narsis itu sesungguhnya bentuk lain daripada ujub.