Kedua,kemenangan Setnov akan memudahkan Jokowi memgendalikan Golkar. Masa lalu Setnov terkait kasus hukum menjadi kartu as buat Jokowi. Jokowi dapat menggunakannya kapan saja. Sehingga dipastikan Golkar ke depan berada di tangan Jokowi. Tidak munutup kemungkinan Jokowi pun dapat berlayar bersama Golkar di Pilpres mendatang bila PDIP mencampakannya.
Ketiga,kemenangan Setnov mengurangi kekuatan JK di istana. Walau tidak seperti sebelumnya saat bersama SBY, Â dominasi JK memang masih ada. JK memilki pengaruh cukup kuat dalam lingkaran kekuasaan. Selama ini Jokowi sering menggunakannya ketika terkait dengan Partai Golkar. Di waktu mendatang pengaruh JK terkait Golkar tak akan digunakan sepenuhnya. Jokowi pasti memilih membangun komunikasi politik langsung dengan Ketua Golkar, Setnov.
Keempat,kemenangan Setnov di Golkar akam memuluskan Jokowi memimpim Indonesia dua periode. Di Pilpres mendatang Jokowi diperkirakan tak menemukan lawan tangguh seperti Prabowo dulu. Partai sebesar Golkar ternyata hanya mampu menampilkan Setnov yang kontroversial. Sebagai ketua umum, Â Setnov pantas berambisi bertarung merebut RI-1. Pengalaman Golkar yang gagal total menjadikan ARB sebagai capres atau cawapres pada Pilpres 2014 lalu nampaknya akan terulang. Â Secara moral ARB terbebani oleh lumpur Lapindo, sedangkan Setnov akan terbebani kasus papa minta saham dan dugaan jeratan kasus hukum laiinya.
Walhasil, Setnov telah terpilih menjadi Ketua Golkar dengan membawa masa lalunya. Bergabungnya Golkar ke barisan partai pendukung pemerintah harusnya mempercepat pembangunan. Pemerintah akan lebih cepat mengejar target pencapaian pembangunan karena tak akan ada hambatan politik yang berarti lagi dari kaum oposisi di parlemen setelah Golkar menyatakan keluar dari KMP. Kemudian, terlepas apakah Jokowi senang atau tidak dengan kemenangan Setnov, bagi rakyat laju pembangunan memang kudu lebih cepat agar bisa mengejar berbagai ketertinggalan.Wa Allahu Alam
yu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H