Kedua, orginilitas dan redefinisi. Anak akan bersikap secara orsinil, asli tak dibuat-buat. Pengamalan menggambar bercerita mengajarkan dengan kuat tentang makna orginilitas. Karenanya dalam proses menggambar bercerita, pendamping baik oleh guru atau orang tua tidak disarankan mengajari atau mendikte. Biarkan mereka mengembangkan kreatifitasnya secara orsinil. Kemudian melalui gambar bercerita, anak bisa meredifinisi atau memaknai ulang sebuah peristiwa. Tentu dalam bentuk gambar bercerita.
Ketiga, mampu memetakan masalah. Memetakan masalah bukan sesuatu yang mudah. Orang dewasa saja kadangkala tak bisa melakukkannya. Sehingga mereka mencapuraduk persoalan. Maka dipastikan penyelesaian masaalah menjadi lebih sulit. Dalam kegiatan menggambar bercerita, anak dilatih memetakan peristiwa yang dihadapi, dituangan dalam bentuk gambar. Saat mengurai cerita dalam gambar, anak tersebut dapat dengan mudah menjelaskan, menceritakan.
Keempat, elaborasi atau kemampuan mengembangkan masalah. Dalam gambar bercerita anak dengan sendirinya mengembangkan masalah atau perisitiwa. Maka biasanya gambar bercerita itu lebih banyak variasi, beragam bentuk. Anak dengan sesukanya menuangkan cerita dalam gambar.
Di samping hal-hal di atas gambar bercerita juga membantu anak dalam membaca tulisan (literasi). Karena bahasa rupa dan literasi itu saling berhubungan. Menurut Prof Dr. Primadi Tabrani (2015), rupa dan kata saling berkaitan dan mendukung dalam proses belajar. Rupa dan kata, keduanya tidak bisa berdiri sendiri, karena menggambar dan menatap gambar perlu dituturkan ceritanya, membaca dan menulis perlu dibayangkan pesan atau maknanya. Memahami pesan dan makna seseorang harus menggunakan imajinasinya dan dalam proses menangkap pesan dan makna seseorang harus kreatif.Â
Akhir kata, gambar bercerita sangat bermafaat bagi anak. Gambar bercerita dapat melejitkan kreatifitas anak. Dalam aktivitas (baca:belajar0 menggambar bercerita, anak membutuhkan pendampingan. Pendampingan dilakukan oleh orang tua di rumah, guru di sekolah. Dalam pendampingan guru dan orang tua bukan untuk mengajari atau mendikte anak. Tapi pendampingan hanya untuk memotifasi dan memfasilitasi. Tidak lebih. Sehingga anak dengan bebas menuangkan imajinasinya dalam gambar bercerita. Wa Allu Alam
Â
Gambar : Penulis dalam acara Seminar Pendidikan, Gambar bercerita melejitkan Kreatifitas anak di Hotel Bentani Cirebon (Dokumen Ptibadi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H