Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penyebab Inflasi Indonesia Tetap Rendah dan Stabil Dibandingkan Turki

12 Juli 2019   10:38 Diperbarui: 12 Juli 2019   11:05 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inflasi Indonesia kini tetap rendah di seputaran 3% (sumber: liputan6.com)

Inflasi di Turki sempat mencapai 25 persen pada bulan Oktober 2018. Hal tersebut menyebabkan ekonomi Turki kesulitan untuk berkembang agar segera keluar dari krisis. Erdogan sang Presiden Turki menyalahkan Gubernur Bank Sentral Turki terkait tingginya inflasi yang terjadi.

Erdogan menganggap kebijakan Bank Sentral Turki yang menaikkan tingka suku bunga menjadi 24 persen adalah penyebab terjadinya inflasi yang tinggi di Turki. 

Erdogan pun mengambil tindakan otoriter dengan melakukan pemecatan terhadap Murat Cetinkaya dari Gubernur Bank Sentral Turki. Ini jelas merupakan bentuk campur tangan dan intervensi pada Bank Sentral Turki.

Tindakan Erdogan justru dapat menurunkan kepercayaan dunia internasional terhadap ekonomi Turki. Tindakan Bank Sentral yang menaikkan suku bunga untuk meredam gejolak nilai tukar Lira (mata uang Turki) yang terus melemah. Tindakan ini bersifat sementara dan akan kembali disesuaikan (diturunkan) berdasarkan perkembangan ekonomi yang membaik.

Tingkat inflasi tertinggi di Turki terjadi pada kelompok bahan makanan. Menurut Kantor Statistik Turki, inflasi bulanan pada kelompok makanan berada diatas 6 persen. 

Dalam kuartal pertama tahun 2019 inflasi harga pangan mencapai 30 persen. Diperkirakan akan terus naik hingga dua kali lipat hingga akhir tahun 2019.  

Tindakan otoriter Erdogan yang menyalahkan Bank Sentral atas terjadinya inflasi yang tinggi adalah hal yang gegabah. Mengendalikan inflasi bukan hanya tugas Bank Sentral saja. 

Pemerintah dalam hal ini Presiden dengan jajarannya pun memiliki tugas yang sama untuk mengendalikan inflasi. Alih-alih berselisih dengan Bank Sentral, seharusnya Pemerintah dan Bank Sentral bekerjasama untuk mengendalikan inflasi.

Inflasi tertinggi di Turki terjadi pada bahan makanan. Tentu saja hal tersebut sangat terkait kebijakan pemerintah dalam pengelolaan logistik pangan di negaranya. Bank Sentral tidak bisa mengambil kebijakan yang secara langsung bisa mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok.

Saya tidak tahu apakah Turki memiliki Tim Pengendali Inflasi seperti di negara kita, Indonesia. Jika memiliki Tim Pengendali Inflasi, maka inflasi bisa dikendalikan secara efektif agar tetap rendah dan stabil. Tim Pengendali Inflasi akan berkoordinasi dalam menerapkan berbagai kebijakan agar inflasi bisa ditekan tetap rendah.

Tim Pengendali Inflasi di Indonesia terdiri Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia. Di tingkat pusat ada Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP). Di tingkat daerah pun ada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Berkat adanya Tim Pengendali Inflasi di Indonesia yang bekerja keras dan bekerja sama, maka inflasi tahun di Indonesia dapat ditekan di seputaran angka 3 persen. Untuk periode bulanan, Tim Pengendali Inflasi berhasil menahan laju inflasi di masa-masa krusial seperti saat Bulan Puasa, Idul Fitri, Natal, Tahun Baru dan saat terjadi kenaikan harga BBM ataupun listrik. 

Bahkan di bulan-bulan tertentu bisa terjadi deflasi yang artinya terjadi penurunan harga. Tentu saja hal ini sangat membantu kehidupan masyarakat untuk menjadi lebih sejahtera.      

Inflasi yang rendah dan stabil akan membuat perekonomian terus tumbuh. Perekonomian yang terus tumbuh memberikan efek pada kesejahteraan masyarakat karena akan tersedia lapangan kerja dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat khususnya kebutuhan pokok seperti bahan makanan.

Inflasi yang terjadi bukan hanya berasal dari kebijakan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Sentral. Inflasi juga terjadi dari sisi lain yang berasal dari kebijakan yang diterapkan pemerintah. Misalnya kebijakan pemerintah yang mempengaruhi sektor produksi dan distribusi kebutuhan pokok masyarakat.

Untuk mencapai inflasi yang rendah, maka sangat diperlukan kerjasama dan koordinasi antara pemerintah yaitu Presiden dengan jajarannya, Kepala Daerah dengan jajarannya dengan Bank Sentral. 

Dengan demikian masing-masing pihak dapat menerapkan kebijakan yang saling mendukung agar inflasi dapat dikendalikan tetap rendah dan stabil.

Sebagai rakyat Indonesia, kita patut bersyukur dan memberikan apresiasi atas kerja keras dan kerjasama para pihak berwenang yang mengelola perekonomian Indonesia dengan hati-hati dan mengutamakan kepentingan negara dan rakyat. 

Berkat kerja keras mereka, Indonesia dapat terhindar dari krisis ekonomi dan keuangan seperti yang saat ini sedang dialami oleh negara Turki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun