Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kerugian Besar Secara Ekonomi karena Kerusuhan

23 Mei 2019   06:12 Diperbarui: 23 Mei 2019   13:47 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah massa menyerang ke arah petugas kepolisian saat terjadi bentrokan Aksi 22 Mei di Jalan Brigjen Katamso, kawasan Slipi, Jakarta, Rabu (22/5/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Coba tanyakan setiap orang, apakah senang jika terjadi kerusuhan? Orang yang normal, baik, dan berakal sehat pastilah menjawab "TIDAK SENANG". Semua aktivitas terganggu, anak-anak tidak bisa sekolah dengan tenang, kriminalitas meningkat yang bisa menyasar siapa saja dan banyak kerugian lainnya. Namun mengapa selalu saja berulang terjadi kerusuhan?

Kerusuhan hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak bisa mengendalikan kemarahannya. Orang-orang yang mudah tersulut dengan berbagai hal, meskipun persoalan yang remeh temeh ataupun termakan informasi hoaks yang menghasud. Tinggal diprovokasi dan diberikan tindakan permulaan, maka terjadilah kerusuhan.

Mereka melampiaskan kemarahannya dengan merusak, membakar, menyakiti, bahkan sampai membunuh manusia lainnya. Padahal yang menjadi korban lebih banyak orang-orang yang tidak bersalah dan tidak ada sangkut pautnya dengan kemarahan mereka. Orang-orang seperti ini adalah makanan empuk dan pasukan yang murah namun efektif bagi orang-orang jahat, khususnya para politikus busuk.

Kerusuhan tentu saja 100% akan menimbulkan kerugian yang besar dari segala sisi. Kerugian terbesar jelas akan dialami dari sisi ekonomi. Kegiatan ekonomi menjadi lumpuh karena tidak ada yang berani beraktivitas untuk bekerja, berjualan, dan was-was untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Akibat Kerusuhan (Foto Antara, diambil dari jakarta.bisnis.com)
Akibat Kerusuhan (Foto Antara, diambil dari jakarta.bisnis.com)

Pasar, Toko, dan Pusat Perbelanjaan Tutup.
Bila terjadi kerusuhan maka salah satu tempat yang cepat bereaksi adalah pasar dan pusat perbelanjaan. Para pemilik toko atau lapak akan cepat-cepat menutup usahanya bahkan hingga ada yang langsung mengungsikan barang-barang dagangannya. Karena sudah menjadi rahasia umum jika terjadi kerusuhan maka biasanya akan diikuti dengan banyaknya tindakan penjarahan bahkan perampokan yang terjadi di berbagai tempat.

Setelah kerusuhan berhenti dan situasi mulai kondusif pun, pasar dan pusat perbelanjaan belum beraktivitas secara normal. Biasanya banyak yang menunggu beberapa hari lagi hingga merasa keadaan benar-benar aman untuk membuka toko atau berjualan. 

Tentu saja hal ini sangat merugikan masyarakat secara luas. Termasuk merugikan si pelaku kerusuhan karena keluarganya atau sanak saudaranya akan kesulitan untuk membeli berbagai kebutuhan sehari-hari, khususnya kebutuhan pokok.

Penimbunan Kebutuhan Pokok, Harga Melambung.
Aktivitas ekonomi yang terhenti di pasar, toko dan pusat perbelanjaan tentu saja akan menyebabkan adanya upaya penimbunan barang-barang kebutuhan pokok. Hal ini dilakukan oleh masyarakat yang ingin menyimpan banyak stok untuk memenuhi kebutuhannya hingga jauh hari ke depan. Berjaga-jaga jika kerusuhan berlangsung lama.

Dan yang paling berbahaya jika dilakukan oleh mafia atau pemburu rente yang ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari kerusuhan. Mereka akan menumpuk stok dan menahannya selama mungkin agar terjadi kelangkaan hingga harga-harga melambung. 

Saat itulah mereka menjual stoknya sedikit demi sedikit dengan harga yang tinggi. Hal ini jelas sangat dirugikan adalah masyarakat banyak, termasuk keluarga dan sanak saudara para perusuh.

Terjadi Rush Perbankan.
Aktivitas masyarakat yang ingin membeli kebutuhan pokok sebanyak-banyaknya dan harga-harga yang meningkat tajam karena permainan para mafia, tentu saja membutuhkan uang dalam jumlah besar. 

Hal ini akan membuat masyarakat merasa aman jika memegang uang tunai dalam jumlah yang banyak atau sangat banyak. Akibatnya bisa terjadi penarikan dana besar-besaran dari perbankan. Bank yang tidak siap bisa kolaps.

Efeknya bisa merembet ke bank-bank lainnya yang akhirnya membahayakan stabilitas keuangan suatu negara. Bukan mustahil dapat menyebabkan krisis jika tak segera ditangani dengan baik. Yang dirugikan semua pihak, termasuk si pelaku kerusuhan beserta keluarganya dan orang-orang yang mengharapkan atau mendukung terjadinya kerusuhan.

Pariwisata Menurun.
Tidak ada turis atau pengunjung yang mau datang ke negara yang sedang terjadi kerusuhan, apalagi negara yang seringkali terjadi kerusuhan. Alih-alih mendapatkan hiburan dan kesenangan, malah bisa jadi harta hingga nyawa pun melayang. 

Lebih baik mengalihkan kunjungan ke negara lain yang lebih aman, damai dan tenang meskipun destinasi wisatanya biasa-biasa saja, kalah indah dan jauh lebih mahal.

Kunjungan wisatawan yang menurun tentu saja akan membuat lesu bahkan mematikan banyak usaha di bidang pariwisata. Penerbangan sepi, tempat wisata sunyi, warung makan dan warung suvenir lengang, pemandu wisata bengong dan sebagainya. 

Berapa banyak rakyat yang dirugikan? Bisa ribuan bahkan jutaaan orang menjadi susah dibuatnya, termasuk keluarga dan sanak saudara si perusuh itu sendiri.

Investasi Batal atau Berkurang.
Investasi dan kerusuhan adalah dua hal yang saling bermusuhan. Jika suatu negara aman, damai, tenang maka itu artinya ada peluang untuk melakukan investasi karena bisa lancar melakukan berbagai aktivitas ekonomi. 

Dan sebaliknya, jika sedang terjadi kerusuhan atau sering terjadi kerusuhan, maka aktivitas ekonomi terganggu sehingga tidak layak sebagai tempat investasi.

Tanpa investasi, perekonomian suatu daerah hingga negara tidak bisa berakselerasi karena kemampuan yang terbatas. Akibatnya pertumbuhan ekonomi akan sangat rendah bahkan bisa jadi menurun. 

Dengan demikian tidak akan bisa maju dan berkembang. Rakyatnya pun akan sulit untuk keluar dari kemiskinan apalagi menjadi sejahtera.

Kemiskinan tentu saja merupakan kondisi yang sangat ideal untuk terjadinya berbagai kerusuhan. Karena lapar, senggol dikit bacok. Masyakarat pun mudah disulut dan simpel tersulut oleh isu-isu sensitif yang dikemas sebagai hoax dan sengaja disebarkan oleh para politikus busuk.

---

Jadi sudah jelas kerusuhan akan merugikan diri kita sendiri, negara kita sendiri, keluarga kita sendiri baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Khususnya dari sisi ekonomi, kerugiannya begitu besar bahkan bisa mengakibatkan kehancuran suatu negara.

Yang menderita tentu saja masyarakat secara luas, rakyat Indonesia secara umum. Termasuk keluarga, istri, suami, anak-anak, orang tua, sanak saudara dari mereka yang melakukan kerusuhan. 

Sebaliknya, para bohir akan tertawa-tawa senang karena tujuan dan keinginannya mudah tercapai, yaitu mendapatkan berbagai keuntungan untuk pribadi dan kelompoknya karena terjadinya kerusuhan.

Mari kita jaga bersama keamanan dan kedamaian di Indonesia tercinta. Dari Sabang sampai Merauke, dari Ibukota Jakarta hingga Pulau Saumlaki diujung nusantara, dari kota-kota besar hingga wilayah perbatasan negara, jangan sampai terjadi kerusuhan! Karena yang dirugikan adalah diri kita sendiri, tubuh kita sendiri, saudara kita sendiri.

Jika ada permasalahan atau kekecewaan, maka banyak sarana positif yang disediakan oleh negara sejalan dengan konstitusi. Hal tersebut sudah didesain sedemikian rupa oleh para pendiri negara Kesatuan Republik Indonesia.

Agar Indonesia maju dan rakyatnya makmur sejahtera. Jangan sampai kita hancurkan karena emosi sesaat ataupun terpengaruh oleh permainan adu domba para manusia sesat.

Salam Persatuan Indonesia. Salam Pancasila Bhinneka Tunggal Ika.

Mari wujudkan kedamaian. (jalandamai.org)
Mari wujudkan kedamaian. (jalandamai.org)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun