Pertama kali menginjakkan kaki di Kota Kendari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara, membuat saya ingin menjelajah ke berbagai tempat. Google menjadi andalan untuk mengetahui tempat mana saja yang menjadi rekomendasi untuk dikunjungi.Â
Daftar teratas yang muncul adalah wisata pantai, wisata kuliner, wisata hutan, wisata belanja, wisata snorkeling, dan menyelam. Sangat menarik dan menantang untuk didatangi.
Sebelum keluar dari hotel, saya buka google map untuk melihat-lihat dan mengenali jalan-jalan dan lokasi tempat wisata dalam Kota Kendari yang hendak saya kunjungi.Â
Di saat itulah saya melihat lokasi Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara, berada di pinggir jalan yang nanti akan saya lewati. Rasa penasaran pun membuncah, Saya putuskan untuk mengunjungi Museum Kota Kendari terlebih dahulu sebelum berkelana ke tempat-tempat lainnya.Â
Saya sangat tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk beluk Sulawesi Tenggara baik kota-kotanya, wilayahnya, budaya, dan sebagainya, dari masa ke masa, dari masa lampau hingga masa millenial saat ini. Museum adalah tempat yang tepat dan wajib dikunjungi.
Dari luar terlihat kompleks museum terdiri dari beberapa gedung dan bangunan. Suasana cukup asri karena banyak taman dan aneka pepohonan. Yang pertama kali menarik minat saya adalah suatu ruangan yang memamerkan kerangka ikan paus yang banyak ditemui di lautan Sulawesi Tenggara. Juga didekatnya terdapat rumah tradisional khas penduduk Sulawesi Tenggara.
Gedung museum relatif besar dan luas, terdiri dari dua lantai. Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki banyak koleksi yang pastinya menambah wawasan.Â
Lantai pertama berisi antara lain koleksi dan informasi terkait kekayaaan sumber daya alam Sulawesi Tenggara seperti pertambangan, pertanian, dan perikanan.Â
Jenis-jenis tambang, peralatan tambang, peralatan bertani dan nelayan, serta kecantikan aneka ragam pemandangan bawah laut, membuat imajinasi melayang-layang ke berbagai tempat yang berbeda-beda.
Di lantai dua saya lebih lama mengamati koleksi numismatik yang kebetulan terkait dengan bidang ekonomi keuangan yang merupakan latar belakang pendidikan dan minat saya.Â
Banyak koleksi uang zaman lampau yang menarik untuk diamati, juga berbagai informasi terkait transaksi keuangan yang dilakukan masyarakat sejak zaman kerajaan hingga zaman kemerdekaan Indonesia.
Mereka sangat antusias sehingga spontan mengeluarkan berbagai pertanyaan dan komentar yang membuat riuh suasana. Saya lega dan bersyukur menyaksikan anak-anak tersebut sangat bersemangat berada di museum.Â
Terima kasih kepada guru-guru mereka yang memahami pentingnya kegiatan kunjungan ke museum untuk mengenalkan anak-anak pada akar masyarakatnya yang kaya dengan berbagai seni, budaya, dan aktivitas bersejarah yang tak boleh dilupakan generasi mendatang, generasi penerus, generasi masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H