Salah satu yang saya ajarkan pada anak adalah seperti judul dalam artikel ini, yaitu bagaimana menjadi manusia yang kritis. Kritis karena pengetahuan yang cukup dan benar serta telah teruji. Bukan asal kritis karena tidak suka apalagi asal bunyi (asbun). Namun kritis saja tidak cukup. Anak juga harus diajari berani untuk memberikan solusi. Bukan sembarangan solusi, akan tetapi solusi yang berdasarkan pada pengetahuan dan pembuktian. Adapun kritik dan solusi yang diajukan oleh anak saya tidak diterima oleh gurunya, maka hal tersebut adalah pembelajaran bahwa sangat dimungkinkan ada perbedaan pendapat. Sayangnya perbedaan pendapat yang dialami anak saya dengan gurunya tidak mendapatkan contoh yang semestinya. Guru tidak menjelaskan asal-usul, cara ataupun proses dari jawabannya tersebut.
Demikianlah pengalaman saya dalam mengajarkan anak sendiri untuk bersikap kritis dan berani memberikan solusi meskipun berbeda dengan gurunya di sekolah. Semoga hal ini menjadi perspektif yang positif bagi kita semua. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H