Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Auditor Sangat Mungkin Bisa Salah

20 April 2016   12:19 Diperbarui: 20 April 2016   17:39 3129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: roberthalf.com"][/caption]Seringkali posisi auditor dipersepsikan lebih tinggi dari pihak lain. Dengan demikian, apapun hasil audit dianggap pasti benar dan tidak mungkin salah. Padahal faktanya ada juga hasil audit yang mendapat banyak pertanyaan bahkan diragukan hingga dianggap keliru.

Di sisi lain, banyak juga pihak yang takut hingga antipati kala berhadapan dengan auditor. Hal ini bisa jadi karena berbagai sebab. Ada yang memang merasa bersalah sehingga takut ketahuan oleh auditor. Ada yang mengalami "dikerjai" oleh auditor. Ada yang tidak sreg dengan cara kerja auditor. Dan banyak lagi yang lainnya. 

Cukup banyak pengalaman dan kenangan kala berurusan dengan hal-hal terkait auditor. Hal ini menambah wawasan saya terkait dunia audit. Ada juga pengalaman yang unik, termasuk hal-hal yang lucu-lucu saat berurusan dengan pekerjaan auditor khususnya terkait temuan-temuan audit.

[caption caption="Ilustrasi auditor (Sumber: euromaidanpress.com)"]

[/caption]Beberapa pengalaman tersebut antara lain:

Auditlah Dirimu Sendiri Sebelum Diaudit

Sebelum auditor datang, pasti mengirimkan surat pemberitahuan sebelumnya. Dengan demikian kita bisa mempersiapkan berbagai hal untuk persiapan diaudit. Hal ini bukan dalam rangka menyembunyikan sesuatu atau hal-hal negatif lainnya. Namun untuk mengoreksi diri sendiri dan mempersiapkan jawaban atau tanggapan sekiranya ada-hal-hal yang menjadi perhatian.

Kebetulan tim kami menemukan relatif banyak hal-hal yang berpotensi menjadi temuan auditor. Untuk itu kami telah bersiap memberikan jawaban atau tanggapan yang dibutuhkan. Syukurlah setelah audit dilakukan, temuan auditor ternyata lebih sedikit. Hal ini melegakan kami. Namun demikian semua temuan yang ada menjadi masukan yang positif untuk memperbaiki diri ke depannya.

Temuan Lama Muncul Kembali

Kadang kala ada temuan auditor yang merupakan temuan lama yang sebenarnya sudah clear dibahas antara auditor dengan auditee (pihak yang diaudit) sehingga bukan merupakan masalah pada proses audit yang telah lampau. Hal ini bisa saja terjadi bila auditor tidak membaca hasil-hasil-audit yang lama. Mungkin hanya membaca hasil audit tahun sebelumnya atau dua kali audit sebelumnya. Apalagi bila auditor adalah orang yang berbeda dengan audit sebelumnya. Kala mengalami hal ini maka tinggal dijawab atau ditanggapi berdasarkan hasil audit yang lama. :)

Auditor Kadang Kurang Paham Pekerjaan yang Sedang Diauditnya

Hal ini biasanya karena auditor tidak tahu aturan mana yang terbaru, mana yang direvisi sebagian dan mana yang sudah tidak berlaku lagi. Akibatnya temuan yang diangkat menjadi tidak nyambung karena dasar peraturan yang keliru. Auditor yang seperti ini bisa jadi keliru dalam menafsirkan dokumen, hingga kurang tepat bahkan sama sekali tidak melakukan konfirmasi pada pihak-pihak yang berwenang terkait dokumen tersebut.

[caption caption="Sumber: Journal Magister Akuntasi Trisakti Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014 Hal. 89 - 108"]

[/caption]

--

Dari beberapa poin di atas, maka jelas sekali bahwa ada potensi auditor melakukan kesalahan dalam melaksanakan audit. Hal ini tentu saja akan menghasilkan kesimpulan audit yang kurang akurat bahkan kesimpulan yang salah. Bila yang demikian sampai terjadi, maka akan menurunkan kredibilitas auditor dalam persepsi auditee bahkan dalam persepsi masyarakat. Hasil audit yang demikian juga sangat merugikan auditee, apalagi bila sampai ada konsekuensi hukumnya.

Pentingnya Integritas, Profesionalitas dan Independensi Auditor

Sudah banyak aturan, standar dan kode etik mengenai hal ini. Namun yang paling diharapkan oleh auditee sebenarnya sederhana saja. Yaitu mengenai jamuan, jalan-jalan dan oleh-oleh. :)

Auditor harusnya sejak awal menegaskan kepada auditee bahwa mereka dilarang untuk menerima pemberian dalam bentuk apapun dalam menjalankan tugasnya. Auditor harus menyatakan hal ini di awal kedatangannya bahkan sebisa mungkin dalam surat pemberitahuan audit yang dikirimkan beberapa hari sebelumnya. Bahwa segala biaya terkait audit telah ditanggung oleh negara dan pihak auditee tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya untuk jamuan makan apalagi untuk mengajak auditor jalan-jalan ke daerah wisata hingga memberikan oleh-oleh.

Bila tidak ditegaskan oleh auditor, maka mau tidak mau dan suka tidak suka, auditee terpaksa melakukan itu semua. Hal ini tentu saja dengan harapan agar hasil audit baik-baik saja atau minimal temuannya tidak seram dan fatal. :)

Bila pun auditee bersikeras ingin menjamu dengan alasan budaya sopan santun, seharusnya auditor tegas menolaknya karena memang dilarang menerima pemberian dalam bentuk apapun. Apalagi sangat jelas biaya yang dikeluarkan oleh auditee untuk menjamu dibebankan pada negara sehingga berakibat terjadi pengeluaran ganda, yaitu dari kas negara yang berasal dari anggaran auditor dan dari kas negara yang berasal dari anggaran auditee. :)

Peran auditor sangat penting dalam pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. Namun hal ini tentu saja dengan syarat yaitu auditornya pun bersih dan bebas korupsi. Ibarat alat sapu dan pel, maka tidak mungkin dipakai membersihkan bila ternyata alatnya pun sudah kotor dan penuh dengan kuman. 

Salam Reformasi Birokrasi. :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun