Mohon tunggu...
Amiroh Untsal Asad
Amiroh Untsal Asad Mohon Tunggu... Freelancer - Bebaskan dan abadikan pemikiranmu dalam tulisan!

Saya adalah mahasiswa psikologi Universitas Airlangga yang menjadikan Kompasiana sebagai platform untuk menuliskan pemikiran saya seputar politik, sosial, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggandeng Pihak Swasta, Salah Satu Inovasi Pemberian Pendidikan Karakter Saat Daring

25 Oktober 2020   16:09 Diperbarui: 25 Oktober 2020   16:14 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, guru BK juga bisa melakukan pengklasifikasian murid menurut 'passion' mereka lewat laman website. Kemudian, kelompok-kelompok tersebut dimonitoring menurut kelompok masing-masing dengan para ahli dan berpengalaman agar para murid bisa mudah menentukan orientasi pendidikan mereka kedepannya.

Secara tidak langsung menguatkan karakter mereka dalam rangka jangka panjang menggapai tujuan hidup, sesuai dengan yang dikatakan oleh psikolog Harvard Howard Gardner. Murid yang pandai matematika adalah murid unggul; demikian pula murid yang pandai melukis, menyanyi, atau berbahasa. Dan murid tersebut memiliki karakter yang kuat untuk merubah dunia.

2. Menggandeng orang tua dan swasta

Ketika di rumah, peran guru diambil alih oleh orang tua. Namun, banyak orang tua yang belum mengontrol anaknya secara maksimal karena sudah mempercayakannya kepada guru meskipun dalam pembelajaran daring sekalipun. 

Untuk itu, sekolah perlu mengadakan kerja sama dengan orang tua untuk bersama-sama memberikan pendidikan karakter secara maksimal kepada murid. Kerja sama ini nantinya harus dilaksanakan secara kreatif dan terpadu. Pemerintah harus membuat panduan lengkap dan terpadu kepada orang tua, tetapi tetap fleksibel dan tidak mengekang. Pemerintah juga perlu mendemonstrasikan dan menjelaskan secara gamblang garis besar proses pembelajaran selama satu periode. 

Selain itu, kerja sama dengan pihak swasta juga bisa dilakukan untuk mendukung pemberian pendidikan karakter ini. Misalnya, melaksanakan pelatihan leadership dan soft skill lainnya secara online bersama pihak swasta yang profesional dan mumpuni, seperti yang telah dilakukan oleh Creativepreneur, salah satu wadah pengembangan generasi muda. 

Kemudian bersama pihak swasta,  bisa menjadwalkan lomba-lomba online yang bertujuan menanamkan karakter, serta menarik siswa menurut 'interest' mereka ke dalam 'field' nyata yang disediakan oleh pihak swasta tersebut. 

Jadi, siapa kata pemberian karakter tidak bisa dilakukan dalam situasi pandemi. Apapun yang terjadi, pendidikan akan terus mengalami kemajuan jika setiap dari unsurnya mampu melaksanakan tugasnya masing-masing den gan baik. 

Guru melaksanakan tugasnya. Murid melaksanakan tugasnya. Dan pemerintah melaksanakan tugasnya. Terlepas dari itu, semua unsur harus selalu padu untuk menggapai Indonesia maju. Ada atau tidak ada pandemi, inovasi, kreativitas, dan semangat untuk perubahan lebih baik harus selalu berkobar dan tidak pernah padam. Masih ada waktu untuk benar-benar menggapai Indonesia Emas 2045. Indonesia bisa! Semiga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun