Yang biasanya 'bodoamat' aja sama lingkungan, karena udah mencapai titik jenuh dan mencari-cari hiburan, kita serasa ga sadar mulai merenung lagi tentang alam. Tentang manusia di sekitar kita. Seperti perkataan XunZi, "Human nature refers to what is in people but which they cannot study or work at achieving."Â
So, dengan berefleksi, alam juga akan mengajarkan rasa kemanusiaan itu. Waktu untuk 'sedikit resign' dari dunia luar dan keadaan buruk yang dialami manusia-manusia lain di luar sana akan membuat merasakan rasa 'nature' dan 'humanity' itu.
4. Era pandemi menyadarkan tentang pentingnya 'time' dan 'family ties'
"Dahulu sering di sekolah, sekarang malah harus di rumah."
Waktu dan keluarga. Dua variabel ini mengandung arti yang 'deep' banget. Pastiny a bisa dirasakan banget ya, gimana pandemi membuat hubungan keluarga lebih hangat, karena masing-masing dari anggota keluarga itu sama-sama sempat untuk sekadar bercakap-cakap atau makan malam bersama.Â
By the way, waktu yang berjalan pun terasa menjadi lebih berarti, karena perubahan terjadi tidak kenal waktu dan tidak pandang bulu. So, ada 'advice' juga untuk kita lebih bijak mengatur waktu. Karena sebenarnya juga, waktu kita sama dan cukup. Hanya saja, skill 'manage' nya itu yang perlu dilatih lagi.
And the last...
5. Start to run again and find the opportunity!
Untuk kaum milenial, semoga banyak pelajaran yang bisa kalian petik dari poin-poin di atas. Tidak hanya untuk dibaca, artikel ini khusus untuk kalian yang tengah berjuang di tengah pandemi. Selalu ada peluang selama kaliam mau berjuang. Selalu ada hikmah selama kalian mau mencarinya. 'Be a gold, Milenial!"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI