Berdasarkan hasil riset, secara keseluruhan rata-rata skor untuk variabel Kompetensi Kewirausahaan 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa  telah memahami dan memiliki pengetahuan serta ketertarikan yang tinggi terkait Kompetensi diri dalam kewirausahaan.Â
Hasil ini diperoleh dari variabel Kompetensi dalam kewirausahaan yang meliputi 5 dimensi yaitu inovasi dan kreativitas, pengambilan resiko, kepercayaan diri, kepemimpinan dan identifikasi peluang. Ini berarti bahwa  mahasiswa Universitas memiliki tingkat kompetensi kewirausahaan yang cukup.Â
Untuk variabel Hambatan Kewirausahaan 3,35. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa  telah memahami dan memiliki pengetahuan mengenai hambatan dalam kewirausahaan.Â
Hasil ini diperoleh dari variabel hambatan dalam kewirausahaan yang meliputi 5 dimensi yaitu kurangnya dukungan, kurangnya pengetahuan, kurangnya kompetensi, kurangnya kepercayaan diri, dan penghindaran resiko. Ini berarti bahwa mahasiswa Universitas  memiliki tingkat pengetahuan mengenai hambatan kewirausahaan yang tergolong dalam katagori sedang..Â
Untuk variabel Intensi Kewirausahaan 3,95. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas memiliki niat yang kuat dalam berwirausaha. Hasil ini diperoleh dari variabel Intensi dalam kewirausahaan yang meliputi 4 dimensi yaitu gendr dan usia, pekerjaan orang tua, pengalaman berwirausaha, dan bidang studi. Ini berarti rtinya mahasiswa  memiliki tingkat intensi kewirausahaan yang tergolong dalam katagori Cukup.
Kompetensi kewirausahaan ditemukan berpengaruh positif terhadap efektifitas pembelajaran kewirausahaan, artinya mahasiswa yang memiliki kompetensi kewirausahaan yang tinggi dapat dan mampu mewujudkan sebuah usaha baru, dengan kata lain efektifitas pembelajaran kewirausahaan juga dapat di ukur melalui kompetensi kewirausahaan.Â
Hambatan kewirausahaan ditemukan tidak berpengaruh positif terhadap efektifitas pembelajaran kewirausahaan melainkan berpengaruh negatif, namun demikian dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hambatan kewirausahaan yang terjadi pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, dengan demikian hambatan kewirausahaan juga menjadi variabel untuk mengukur efektifitas pembelajaran kewirausahaan.
Intensi kewirausahaan ditemukan berpengaruh positif terhadap efektifitas pembelajaran kewirausahaan, artinya mahasiwa Universitas Pendidikan Indonesia mempunyai niat yang kuat dalam berwirausaha, sehingga dengan niat yang kuat mereka mampu mewujudkan sebuah usaha baru, dan efektifitas pembelajaran kewirausaaan dapat diukur dengan intensi kewirausahaan.Â
Efektifitas pembelajaran kewirausahaan berpengaruh positif terhadap keterampilan berwirausaha, artinya semakin tinggi kompetensi kewirausahaan, semakin rendah hambatan kewirausahaan, dan semakin kuat niat kewirausahaan berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan berwirausaha mahasiswa, sehingga membuat mahasiswa semakin bisa menciptakan sebuah usaha baru dan menjadi wirausahawan.
Berdasarkan implikasi tentang pengukuran efektifitas pembelajaran kewirausahaan dalam mengembangkan keterampilan berwirausaha mahasiswa di atas, maka  penting bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pembelajaran kewirausahaan yang  lebih  menekan pada praktik dibandingkan dengan teoritis.Â
Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka mendukung terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran kewirausahaan. Pada program MBKM mahasiswa yang berminat menjadi pengusaha diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan di luar kampus setara 20 sks.Â