Dalam sesi elaborasi konsep saya memahami betul posisi diri saat ini karena penjelasan-penjelasan yang disediakan baik berupa teks, video memberi pencerahan bagaimana sesungguhnya menjadi pendidik yang berhamba kepada murid. Pemahaman yang didapat di sesi elaborasi konsep kemudian dipertajam kembali dengan melakukan refleksi kritis dan kolabrasi konsep. Melalui kolaborasi konsep saling member masukan demi tercapainya satu pemahaman yang sama antara sesame CGP.
Hambatan atau rintangan yang muncul dalam pembelajaran yaitu banyaknya aktifitas-aktiftas yang mengakibatkan padatnya jadwal kegiatan antara kegiatan pokok di pagi hari sampai dengan siang hari, kegiatan PPGP di mulai siang hari sampai dengan sore hari, dan ditambah lagi dengan kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari di lingkungan keluarga. Hal ini memberikan tekanan emosi, perasaan, jiwa yang berkecamuk menjadi satu. Tentu hal ini saya sadari betul akan menjadi energy negative yang dapat muncul pada diri saya kapan saja misalnya munculnya stress, emosi yang kurang stabil, dll. Hal ini saya siasati dengan memberi ruang istirahat bagi jasmani dan rohani saya sejenak untuk merilekskan/mencairkan suasana yang muncul seperti ini sehingga saya dapat beraktifitas kembali dengan baik setelah semuanya berangsur membaik (mengelola emosi).
Pelajaran yang saya dapatkan dari proses ini yaitu pelaksanaan proses pengajaran dan pendidikan yang dilaksanakan pendidik di sekolah harus memberi ruang yang luas (memerdekakan murid) sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Dalam pengajaran dan pendidikan sangat perlu dilandasi dengan pembentukan kecerdasan budi pekerti Sehingga murid dapat membangkitkan minat dan bakat murid. Budi pekerti merupakan perpaduan antara cipta (kognitif), karya (afektif), sehingga menciptkan karya (Psikomotor).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H