Mohon tunggu...
Amir Mahmud Hatami
Amir Mahmud Hatami Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Berpikir, Maka Aku Kepikiran

Menemukan sebelah sepatu kaca di jalanan. Siapa tahu, salah satu dari kalian kehilangan!

Selanjutnya

Tutup

Humor

Sarjana Tua

21 Desember 2021   00:12 Diperbarui: 21 Desember 2021   00:44 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal, selepas menuntaskan agenda kelulusan, aku mampu menahan diri dari berleha-leha sebab larut dalam euforia. Aku bergegas mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), sembari melakoni ikhtiar lainnya; mengedarkan Curicullum Vitae beserta dokumen penunjang ke banyak perusahaan. Mirisnya, kegigihanku untuk bekerja tidak membuahkan hasil. Aku gagal lolos tes CPNS, begitupula puluhan berkas lamaran kerja ku tidak kunjung mendapat balasan—undangan wawancara.

Tidak dapat ku pungkiri, perusahaan-perusahaan bonafide yang aku incar, kebanyakan membutuhkan lulusan ilmu terapan, ketimbang ilmu murni. Sarjana Sosiologi sepertiku begitu terpuruk dalam persaingan kerja. Beda urusan, jika aku mengandalkan jasa “Orang Dalem”.

“Oh Tuhan, mengapa kau begitu tega memberiku nasib rumit—serumit saat aku memohon tipsen kepada temanku yang memegang teguh norma kesusilaan.” diriku bersenandika.

Aku yang tidak ingin memikul malu sendirian, lantas memilih menghabiskan waktu menganggur di rumah, daripada keluyuran; nongkrong atau berdarmawisata. Di bangunan megah milik orangtua ku itu, aku dapat molor berjam-jam, bila bosan melanda, aku tinggal menghibur diri dengan bermain PES 2020 di Playstation 3 milikku. Selain nyaman, aku juga terlindung dari terpaan angin, panas mentari, hujan, Covid-19, dan tidak ketinggalan hujatan yang datang dari teman seperkuliahan ku, dulu.

Satu-satunya kegiatan yang aku anggap produktif, yaitu; berkamuflase menjadi peternak burung Lovebird. Syukur Alhamdulilah, burung yang kubeli secara terpisah dari media sosial ternyata masih tokcer. Ibarat manusia, burung betina belum mencapai fase menopause, pejantannya pun belum impoten. Harapku pada si betina kelak, tidak lain agar selamat dalam proses perteluran dan sanggup mengerami telur sampai tiba waktu menetas. Piyik yang sehat adalah investasi ku di hari esok.

Inisiatif itu tumbuh berkat stimulus yang sering Ibu berikan padaku. Sekiranya, semua orangtua pasti akan melakukan hal yang sama seperti Ibuku, yakni: gemar membanding-bandingkan anak kandungnya dengan anak tetangga yang sudah meniti karir. Begitulah, orangtua seringkali tutup mata atas kondisi anaknya yang kerap terbentur hingga babak belur.

Sesekali, aku mencoba menerka-nerka jalan pikiran Ibu. Menurutku, Ibu merupakan salah satu dari sekain banyak anak-anak ideologis sistem Orba. Konon, mereka yang masih hidup akan tetap melazimkan praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Kecurigaanku ini bukan tanpa dasar. Pasalnya, Ibu pernah mengaku kepadaku bahwa dirinya telah dibantu oleh saudaranya untuk menjadi abdi negara. Dugaanku juga didukung oleh petuah dari Kakekku. Saban tahun aku mengunjunginya, Kakek selalu memberi wejangan yang sama kepadaku.   

“Apalah artinya sebuah proses panjang, jika hasilnya nanti tetap saja nihil. Bayar saja, semua pasti beres kok!”

*******

Kondisi menganggur ini mencapai titik kulminasi. Tepatnya di penghujung hari Minggu, 20 November 2021. Senja di hari itu tampak sempurna; warna kuning kemerahannya berdampingan mesra dengan pendahulunya, langit biru. Alam seolah-olah tidak pernah bosan memanjakan mata setiap orang. Khususnya, bagi mereka yang di keesokan hari akan kembali kepada pelukan sang pengupah.

Kala senja berusaha menggodakuku untuk molor, tiba-tiba saja terdengar suara lagu berjudul “Nightmare” milik grup musik asal Amerika, Avanged Sevenfold. Meski tubuhku letih sehabis membersihkan kandang burung di kebun belakang rumah, namun, konsentrasiku tetap terjaga. Aku menyadari suara itu berasal dari ponselku sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun