Mohon tunggu...
Amir Mahmud Hatami
Amir Mahmud Hatami Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Berpikir, Maka Aku Kepikiran

Menemukan sebelah sepatu kaca di jalanan. Siapa tahu, salah satu dari kalian kehilangan!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Selain Klub dan Fans, FIFA Cabang Asia Juga Ikut Memberi Gelar "Legenda" pada Pemain

8 Maret 2021   22:00 Diperbarui: 9 Maret 2021   00:35 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 2020 lalu, laman Instagram @theafchub sempat mengejutkan menulis karena mengunggah delapan slide gambar di satu postingan. Yang mana, pada masing-masing gambar dipasang foto-foto pemain, dan memiliki judul berbeda di atasnya. 

Di slide pertama, diberikan judul bertuliskan "Asean Legend" dengan empat foto pemain asia tenggara yakni, Neil Etheridge (Filipina), Soh Chin Aun (Malaysia), Kiatisuk Senamuang (Thailand), Le Cong Vinh (Vietnam), dan Bambang Pamungkas (Indonesia). Tidak cuma itu, terdapat deksripsi yang tampak seperti menjelaskan ke delapan gambar tersebut, yakni bertuliskan:

"Introducing the teams for the AFC's inaugural Fantasy Football 5-a-Side Tournament.
- Which is your favourite five-some from these 8 line-ups of legends?"

Belum jelas mengenai maksud dari gambar-gambar tersebut. Kiranya, perlu untuk melakukan verifikasi langsung kepada pihak AFC mengenai hal tersebut. 

Pasalnya, jika AFC saja berani melegitimasi beberapa pemain sebagai "legenda". Secara tidak langsung, lembaga tersebut memiliki pertimbangan/tolok ukur yang kuat, ketimbang pemberian gelar "legenda" oleh klub, atau fans kepada pemain mereka sendiri. 

Tidak menutup kemungkinan, suatu hari nanti kita akan menyaksikan diselenggarakannya penganugerahan pemain "legenda". Sama seperti acara tahunan yang bergengsi.

Kendati belum banyak diulik oleh para penikmat sepakbola di Tanah Air---meskipun ada, itu pun harus dicari dengan tingkat kesabaran yang tinggi. Untuk itu, penulis menaruh harap agar tulisan ini dapat dikoreksi, kalau perlu ditambahkan dengan dalil-dalil ilmiah agar pembahasan tidak terasa kering.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun