Mohon tunggu...
Amir Mahmud Hatami
Amir Mahmud Hatami Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Berpikir, Maka Aku Kepikiran

Menemukan sebelah sepatu kaca di jalanan. Siapa tahu, salah satu dari kalian kehilangan!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Selain Klub dan Fans, FIFA Cabang Asia Juga Ikut Memberi Gelar "Legenda" pada Pemain

8 Maret 2021   22:00 Diperbarui: 9 Maret 2021   00:35 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang bagi penulis patut untuk ditelusuri. Yakni, mengenai status kehormatan tertinggi yang dimiliki oleh beberapa pemain, meskipun pemain tersebut sering bergonta-ganti klub. Salah satu contohnya ialah Bambang Pamungkas, sang legenda Persija---penulis sempat kesal dengan keputusannya hengkang, dan merumput ke Pelita Bandung Raya, kala itu.

Gugurnya persepsi umum yang menganggap bahwa kesetiaan pemain pada klub, sebagai satu-satunya faktor yang dapat mengantarkan pemain mendapat gelar "legenda". 

Tak pelak, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam benak penulis, yakni; Adakah syarat-syarat mutlak agar gelar "legenda" layak diberikan kepada pemain/pelatih?, dan siapa yang berhak menentukan? Apakah fans klub, atau komentator olahraga, atau bahkan ditentukan oleh para penulis seperti saya? 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "legenda" memiliki arti yakni: "cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah" dan "tokoh terkenal". 

Dari kedua arti tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kata "legenda" mengacu pada nama seseorang atau tempat yang memiliki daya pikat, juga menyimpan histori bagi sebagian orang.

Definisi "legenda" yang terdapat di atas, tidak lalu membuat kita dapat sekonyong-konyong menjadikannya sebagai tolok ukur untuk menentukan secara sepihak siapa saja pemain yang berhak mendapatkan gelar tersebut. Dalam hal ini, penulis juga menahan diri agar tidak beropini seenak jidat, seperti halnya ketika kita memberi julukan kepada para pemain lokal berbakat dengan sebutan; Messi-nya Indonesia, atau CR-nya Indonesia, dsb.

Sah-sah saja sebenarnya, bila kita berasumsi bahwa pemain legendaris harus memiliki jasa besar, dicintai fans dan loyal terhadap klub yang dibelanya. 

Nama-nama beken seperti: Boaz Solossa bagi Persipura, Bambang Pamungkas (sudah disebutkan di awal), dan Cristian Gonzales bagi Arema, walaupun ketiganya tidak berhasil memenuhi satu dari ke-tiga syarat di atas. Atau contoh pemain "legenda" yang memenuhi ketiga syarat, yakni: Gianluigi Buffon dan Alessandro Del Piero bagi Juventus.

Melihat hal tersebut, penulis merasa tidak puas jika hanya mengandalkan penilaian subyektif dari klub, fans, dan mungkin pengamat sepakbola sekalipun. Sebab, masing-masing dari mereka pasti memiliki standarnya sendiri dalam menilai siapa saja pemain yang layak disebut "legenda". Berbeda halnya jika terdapat lembaga yang sah; menentukan syarat-syarat mutlak; kesepakatan bersama; dengan bertujuan untuk memberi gelar "legenda" kepada pemain. 

Amat disayangkan, asosiasi sepakbola terbesar seperti FIFA, AFC, dsb hanya sekedar memberikan penghargaan terhadap pemain-pemain terbaik, terkecuali AFC (sepengetahuan penulis).

90227201-249351912769444-1092856241756027441-n-60463605d541df718543e972.jpg
90227201-249351912769444-1092856241756027441-n-60463605d541df718543e972.jpg
Asian Footbal Confederation (AFC) yang merupakan satu dari enam konfederasi yang bergerak di bawah naungan FIFA. Berfungsi sebagai pengatur yang sah dalam setiap kegiatan sepakbola di setiap negara yang ada di Asia dan Australia. AFC sebagai lembaga resmi (legitimate) memiliki berbagai aturan yang wajib untuk dipatuhi, dan larangannya tidak boleh dilanggar oleh seluruh anggota.      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun