Mohon tunggu...
Amira Yuniar
Amira Yuniar Mohon Tunggu... Lainnya - Sebagai Sarana Pengumpulan Tugas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Sensasi, Persepsi, dan Atensi pada Anak

4 Oktober 2020   06:00 Diperbarui: 4 Oktober 2020   06:47 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin sebagian orang masih awam dengan 3 kata ini. Padahal hampir semua manusia dapat merasakannya, hanya saja mereka tidak tahu makna apa yang ada di dalamnya. Kita cari tahu dulu ya arti kata dari 3 kata yang ada pada kalimat di atas. 

Oke, pertama ada sensasi, kata yang tidak asing ya di telinga kita. Apa sih yang dimaksud sensasi ini?

Sensasi sendiri dapat diartikan sebagai pendeteksian dini terhadap energi dari lingkungan. Nah energi yang didapatkan dari panca indera itu dapat berupa rasa nikmatnya segelas susu, suhu temperatur yang sangat tinggi, ataupun warna merah muda. Dari hasil sensasi tersebut, maka selanjutnya terjadilah proses persepsi.

Sebelum kita mengenal persepsi lebih lanjut, kita perlu mengetahui dulu jenis-jenis sensasi:

1. Indera pengelihatan yaitu mata, mata merupakan organ yang mendeteksi adanya cahaya.
2. Indera pendengaran yaitu telinga, telinga untuk mendengarkan suara yang ada di sekitar.
3. Indera penciuman yaitu hidung, hidung untuk mencium aroma bau yang ada di sekitar kita.
4. Indera pengecap yaitu lidah, untuk merasakan rasa manis, asam, pahit dan lain-lain.
5. Indera peraba yaitu kulit, untuk merangsang seperti tekanan, suhu, rasa sakit, dan lain-lain.

Selanjutnya yaitu persepsi, kita cari tahu dulu ya arti dari kata persepsi ini.

Persepsi yang dimaksud di sini adalah proses kognisi tingkat tinggi yang melibatkan interpretasi. Maksudnya adalah saat sistem panca indera melakukan proses kognisi untuk mempresentasikan hasil dari apa yang ditangkap oleh panca indera.

Inilah keistimewaan otak sebagai organ super hebat dalam tubuh manusia, karena organ tersebut dapat mengidentifikasi suatu hal dalam sepersekian detik dengan selang waktu yang cepat dan juga tepat berdasarkan signal sensori yang diterima.

Saat kita menerima ribuan informasi secara bersamaan, namun hanya beberapa yang dapat kita tangkap, maka itulah yang disebut atensi . 

Dalam kata lain, atensi adalah mengabaikan objek lain untuk fokus terhadap hal-hal tertentu. Informasi dapat diperoleh dari panca indera maupun proses kognitif lainnya, semua hal ini tentu saling berkaitan dan membutuhkan kesadaran. 

Atensi merupakan pemrosesan otomatis yaitu terjadi pada otak anak. Pemrosesan otomatis ada 3 macam yakni:
1. Terjadi tanpa niat sadar: proses ini terjadi langsung dan tidak anak niat sadar. Jadi langsung refleks terjadinya proses otomatis ini
2. Tersembunyi dari kesadaran: proses ini terjadi di balik dari kesadaran, jadi proses ini berlangsung di balik kesadaran anak
3. Menggunakan sedikit sumber daya: proses ini memerlukan sedikit bantuan sumber daya yaitu manusia, seperti contoh bantuan dari teman lain yang ada di sekitar kita

Dalam proses atensi ini ada kapasitas pemrosesan dan atensi selektif. Apakah yang dimaksud dengan atensi selektif itu?

Dalam atensi ini juga mempunyai pandangan neurosains kognitif. Neurosains kognitif dapat diartikan sebagai pendekatan dalam psikologi kognitif yang memusatkan kajiannya pada otak.

Manusia memiliki keingintahuan tentang letak hulu suatu sungai pada masa lalu dan dapat menemuka hal-hal yang baru. Di sini otak manusia dapat berfikir tentang apa yang terjadi pada masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 

Jadi, otak manusia menerima informasi yang telah didapatkannya. Dan melalui indera anak usia dini juga dapat menerima suatu informasi yang didapat. Jadi proses sensasi dan atensi ini

Atensi selektif ini dipandang sebagai akibat kurangnya kapasitas saluran (channel capacity) yaitu ketidakmampuan kita untuk memproses seluruh stimuli sensorik secara bersamaan.

Maksudnya anak usia dini belum mampu mampu memproses stimuli sensoriknya secara bersama-sama karena anak usia dini merupakan fase anak masih kecil dan berfikirnya masih minim belum sama seperti orang dewasa maka dari itu untuk anak usia dini masih kurang untuk kapasitas salurannya.

Gagasan ini dapat untuk menyarankan bahwa terdapat suatu kondisi kemacetan pada suatu tahap dalam pemrosesan informasi yang sebagian diakibatkan oleh keterbatasan neurologis kemacetan tersebut merupakan suatu keterbatasan, namun mungkin pula bersikap adaptif.

Jadi, ini merupakan suatu masukan supaya dapat berjalan secara cepat karena pemrosesan informasi ini terdapat kemacetan. Oleh karena itu, sulit untuk anak usia dini menemukan aspek dalam pembelajarannya.

Jika kita semua sudah mengenal apa itu Sensasi, Persepsi dan Atensi, langkah selanjutnya itu bagaimana cara melakukan pengaplikasian pada anak.

Hal ini sangatlah penting juga agar kita tidak salah dalam memperlakukan anak, bagaimana cara memberi tahu anak, mengajarkan anak. Sehingga seiring perkembangan usianya anak sudah siap untuk melangkah lebih jauh lagi kedepannya, menjadikan anak yang mampu bersosialisasi dengan baik yang mengerti keadaan lingkungannya seperti apa.

Nah, kita semua sudah tahukan macam-macam guna dari adanya sensasi, persepsi dan atensi ini. Semoga kita semua bisa mengaplikasikan ilmu ini dengan baik guna untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan hal yang sudah tersusun rapi agar peserta didik tidak salah langkah dalam menghadapi kerasnya kehidupan di dunia, seperti yang kita tahu usia produktif sekarang banyak yang belum mendapat kan pekerjaan yang layak sesuai kemampuannya. Sehingga menyebabkan angka pengangguran di Indonesia sangatlah tinggi.

Sebagai tenaga pengajar kita harus bisa mendorong anak usia dini, membuka jalan pikirannya untuk terus maju kedepan sehingga nantinya calon-calon penerus bangsa ini siap untuk menghadapi dunia luar dan bermanfaat bagi nusa bangsa dan agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun