"Kepengen sih kak, tapi seleksinya ketet banget, temen-temen ane lohh kak, pada ikut semua. Beh pinternya ge ketulungan, dikelas aja ane selalu kalah debat sama dia orang kak." Garuk-garuk kepala cengar cengir.
"Nah itu! Itu sebagai motivasi buat elunya dek, kalo temen-temen elu pada punya kecerdasat tingkat rata-rata atas, elu harus semangat belajar dan usahanya. Dan kitakan punya Allah, ngapain takut. Kalau secara logika kita kalah saing dengan mereka, jangan takut dek, Allah pun ga pakai rumus matematika kok dalam perwujudannya. Kalo Allah udah kun fayakun, InsyaAllah. Semangat, tunjukkan kalo elu bisa dan mampu, mau ngelamar Gestikan?" Di tinju lembut pipi Rama oleh Azzam sampai berbunyi (dukkkkssssssss.......).
Rama hanya cengar-cengir saat dinasihati Azzam. "Wah abang mah, tiba-tiba bahasanya elu-elu, gua-gua, minder adek bang? Apa kecetit lidahnya?" Balas Rama sambil tertawa keras, sedikit memecah suasana agar tidak tegang.
"Rama gajelah, mengalihkan topic pembicaraan". Disenggollah badan Rama oleh Azzam. "Jadi pada intinya semangat juang dek, jangan pernah berhenti utuk menuntut ilmu. jangan tumbang oleh orang lain, ingat kamu punya kekuatan yaitu Allah SWT. Wajib tahu dek, mimpimu yang tinggi itu hanya titik kecil bagi Allah untuk mewujudkanya. Hanya titik kecil, Allah adalah segala-Nya sumber kekuatan kita semua."
Tak disangka dibalik gagahnya Raditiyya Ramanda, buih air mata tak mampu ia tahan sehingga menetes dibaju kemeja yang membentuk bulatan-bulatan basah.
"Kak, Â ingatka bila aku salah, marah saja bila berbuat nakal. Selalu bimbing kak, aku masih fakir dalam ilmu. Misal kak Azzam sudah disyurga, jangan lupa geret aku, cari aku kak. Bimbing terus kak." Balas Rama dengan nafas terisak tangis.
"Semoga tetap diistiqomahkan dek, kakak pun manusia ga luput dari salah maka dari itu saling support, mengingatkan, dan melengkapi. Ingat selalu firman-Nya dalam surat Al-Furqan ayat 27-28. Sebab persahabatan yang ada didunia ini akan musnah, kecuali persahabatan yang dinaungi oleh Taqwa." Dirangkullah Rama dibarengi rasa haru.
***
Waktu beralih cepat, kini tepatnya dibulan Juni tanggal 1 berkisar 2000 rombonngan mahasiswa/i akan melakukan ritual disahkaanya sarjana dan ditandai berakhirnya masa belajar di Universitas tercinta Universitas Lampung. Dibalik rasa bahagia  Rama tesisip rasa sedih karena ibu tercinta tidak dapat hadir dalam pegelaran wisudanya. Ibunya tidak dapat hadir dikarenakan sakit, namun bapak dan adiknya hadir menyaksikan namanya yang dipanggil sebagai sarjana terbaik.
"Wah pangeran, happy Gradulation ya." ucap seorang gadis. Suaranya yang begitu lirih tak begitu terdengar yang semakin membuatku asik dengan suasana yaitu berselfie dengan sahabat seperjuangan. Tanpa menghiraukan gadis nan ayu itu. Aku yang sedang sibuk sendiri.
"Tengok tuh sapa yang dateng, jauh-jauh masa cuman dicuekin." Ditepuklah bahu Rama yang kekar.