Mohon tunggu...
Amiratun NadiyahAdimy
Amiratun NadiyahAdimy Mohon Tunggu... Lainnya - Semoga bisa bermanfaat :)

Ikuti prosesnya insyaallah hasil akan mengikuti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bermain Musik: Anak Senang, Anak Belajar

13 Desember 2020   09:49 Diperbarui: 13 Desember 2020   09:53 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di dunia saat ini, pemikiran kreatif dibutuhkan lebih dari sebelumnya. Tidak hanya dalam hal bisnis yang mencari pikiran kreatif untuk mengisi mereka, tetapi jenis masalah sosial kompleks yang kita hadapi juga dapat menggunakan kreativitas yang baik. 

Untungnya, kreativitas tidak hanya dimiliki oleh seniman dan orang jenius saja. Ilmu pengetahuan modern menunjukkan bahwa kita semua memiliki kapasitas kognitif untuk menghasilkan ide-ide orisinal --- para peneliti menyebut hal ini dengan "pemikiran divergen". Dan kita semua dapat memilih dari serangkaian ide yang paling mungkin berhasil, yang oleh para peneliti disebut "pemikiran konvergen".

Meskipun kita mungkin tidak semua sama-sama berprestasi dalam cara berpikir yang sama, kita semua bisa menjadi lebih terampil dalam pemecahan masalah secara kreatif. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya.

Satu studi baru menyebutkan musik sebagai sumber kreativitas. Karena musik telah terbukti meningkatkan kognisi dan meningkatkan pembelajaran dan memori dalam penelitian lain, masuk akal jika musik juga berdampak pada pemikiran kreatif.

Dalam eksperimen tersebut, peserta mencoba latihan kreativitas yang mengukur pemikiran divergen atau konvergen saat dihadapkan pada keheningan (skenario kontrol) atau musik klasik yang membangkitkan empat keadaan emosional yang berbeda: bahagia, tenang, sedih, atau cemas.

Setelah membandingkan kinerja peserta pada pemikiran divergen dan konvergen dalam lima skenario, para peneliti menemukan bahwa peserta yang mendengarkan musik bahagia memiliki skor yang jauh lebih tinggi pada pemikiran divergen daripada mereka yang tampil dalam diam. Dengan kata lain, mereka menghasilkan ide yang lebih total, dan ide yang lebih kreatif dan inovatif (seperti yang dinilai oleh orang-orang yang tidak terbiasa dengan tujuan studi). Jenis musik lain tidak memiliki pengaruh seperti ini.

Dalam keadaan pandemi seperti sekarang ini, orang tua pasti merasa kesulitan beradaptasi tetap bekerja dari rumah namun juga mendampingi anak sekolah dari rumah. Musik bisa menjadi salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa bosan anak. Bukan hanya menghilangkan rasa bosan, anak juga masih bisa tetap belajar dengan musik.

Anak-anak kecil suka menyanyi, membuat musik, dan mengikuti irama. Mereka merasa kompeten saat mempelajari lagu baru, bertenaga saat menabuh drum atau mengocok rebana, dan bangga saat menciptakan tarian baru. Saat anak-anak mengeksplorasi dan menikmati musik, mereka dapat mengembangkan keterampilan dalam matematika, literasi, dan pelajaran sosial. Guru menghubungkan musik dengan berbagai mata pelajaran dan kita sebagai keluarga dapat melanjutkan pembelajaran ini di rumah.

Anak-anak kecil mengeksplorasi musik melalui permainan. Mereka juga akan belajar dari pengalaman mereka sendiri saat sedang memukul rebana--- "Jika saya memukul rebana dengan ringan, suaranya akan lembut. Jika saya memukulnya dengan keras, akan terdengar keras." Mereka mendengarkan irama musik dan menari bersama. Mereka membuat kata-kata baru atau menambahkan paduan suara pada lagu-lagu yang sudah dikenal. Mereka meminta orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk bernyanyi bersama mereka atau, dalam beberapa kasus, meminta untuk tampil solo.

Berikut adalah beberapa tips tentang bagaimana kita sebagai keluarga dapat bermain dengan musik dan menghubungkannya dengan pembelajaran di rumah.

1. Mainkan musik yang dibuat untuk anak-anak

Banyak musisi menulis dan bernyanyi tentang topik yang menarik bagi anak-anak. Lirik dan melodi lagu mereka menarik dan mudah dipelajari. Kita dapat mengunduh lagu-lagu gratis dari situs web dan membeli CD di toko atau dari toko musik dan buku bekas.

2. Kembangkan keterampilan kesiapan membaca melalui sajak

Ketika anak-anak mendengarkan, mengulang, dan membuat sajak, mereka belajar mencocokkan bunyi bahasa. Dan apa yang bisa lebih menginspirasi sajak selain lagu anak-anak yang lucu? Sewaktu Kita mendengarkan bersama, ulangi kata-kata yang berima dan dorong anak Kita untuk melakukan hal yang sama. Buatlah lirik berirama secara bergiliran.

3. Contoh musik dari seluruh dunia

Mainkan musik klasik, jazz, dangdut, kroncong dan pop. Ngobrol tentang musik yang Kita suka: "Aku sangat suka jazz --- musik itu membantuku merasa rileks." Ajukan pertanyaan: "Aku mendengar terompet. Instrumen apa yang kamu dengar? " Dengarkan detailnya. Minta anak Kita untuk fokus pada suara instrumen yang berbeda, ritme musik, dan kata-kata dari lagu baru. Ini akan membantu anak Kita belajar menjadi pendengar yang baik di sekolah.

4. Membuat dan memainkan instrumen

Untuk membuat alat musik sederhana, taruh kacang kering di antara dua piring kertas dan satukan kedua piring tersebut maka akan tercipta alat musik yang bisa kita sebut dengan ecek-ecek. Tongkat ritme bisa menggunakan tongkat semaphore atau menggunakan penggaris. Gunakan tutup panci sebagai simbal, dan berbaris di sekitar rumah. Cobalah pawai lambat terlebih dahulu, lalu yang lebih cepat.

5. Perbanyak kosakata

Saat Kita mendengarkan musik bersama, perkenalkan dan bicarakan kata-kata baru yang ada di lirik lagu. Dengarkan kata-kata baru dalam lirik lagu dan bicarakan apa artinya.

6. Kenali dan ulangi pola

Anak-anak dapat mengembangkan keterampilan matematika ini sambil mendengarkan musik. Bergantian menyalin pola dalam musik favorit Kita, lalu buat pola Kita sendiri. Mulailah dengan lima ketukan atau kurang sebelum beralih ke pola yang lebih panjang.

Sekian tips yang bisa saya bagikan, semoga dapat membantu para orang tua. Semoga hari-hari selama masa pandemi ini terus menyenangkan. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun