Mohon tunggu...
Amiratun NadiyahAdimy
Amiratun NadiyahAdimy Mohon Tunggu... Lainnya - Semoga bisa bermanfaat :)

Ikuti prosesnya insyaallah hasil akan mengikuti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dypraxia: Bukan Anak Bodoh, Mereka Hanya Perlu Waktu yang Lebih Lama

7 Desember 2020   09:51 Diperbarui: 7 Desember 2020   10:05 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Memang sudah begini adanya. Bukan hanya karena dia anak yang canggung, atau dia orang yang sulit, atau itu hanya fase yang dia lalui. Aku merasa kasihan karena anakku tidak bisa memahaminya, "kata ibunya.

Sejak saat itu, orang tua Hilman berusaha melakukan apa yang mereka bisa untuk mendukungnya baik secara praktis maupun psikologis untuk mengatasi kesulitan- kesulitan tambahan yang Hilman hadapi dalam kehidupan sehari-hari, dari waktu di pagi hari dengan mandi dan berpakaian, hingga tugas sekolah, hingga bersosialisasi. Hal-hal seperti materi pembelajaran audio yang menjadi kekuatannya, saat mengerjakan pekerjaan rumah. Di rumah orang tuanya juga mengurangi tekanan pekerjaan rumah.

"Tetapi masalah mendasar yang besar yaitu tdak memiliki teman di sekolah. Dia pria yang luar biasa, mudah bergaul, dan ceria, tetapi dia tidak tahu di mana batasannya dalam hal teman. Sehingga dia akan selalu mengganggu dan kehilangan isyarat sosial. "

Sementara ibunya bisa berteman dengan ibu-ibu lain dan mengundang anak-anaknya untuk main ke rumah, dia tahu itu semua akan berubah di sekolah menengah. Tidak lama sebelum transisi ini, dia memutuskan waktu yang tepat untuk memberinya nama mengapa dia merasa begitu sulit untuk melakukan banyak hal yang dapat dilakukan teman-temannya dengan mudah.

"Ini bukan karena Hilman bodoh dan itu bukan karena Hilman tidak dapat melakukannya, itu karena Hilman berbeda dalam memproses dan terkadang dibutuhkan waktu lebih lama bagi otak Hilman untuk terhubung dan memberi Hilman keahlian untuk melakukannya dengan cara yang lain." Ibunya menjelaskan saat mereka duduk berdua di tangga rumah. Itu membantu karena Himan adalah penggemar Harry Potter dan aktor Daniel Radcliffe berbicara tentang bagaimana dia menderita dispraxia.

Hilman tidak melihat hal tersebut sebagai kelemahan atau hal yang negatif, orang tuanya pun juga selalu bahwa bukan itu jalan keluarnya.

"Kamu bisa melakukannya, tapi kamu akan membutuhkan sedikit lebih banyak dukungan untuk melakukannya," begitulah kata ibunya.

Ornag tuanya memilih sekolah swasta untuk Hilman karena menurut orang tuanya program di sekolah tersebut bisa membantu Hilman tetap belajar dengan dispraxianya. Orang tuanya juga terkesan bahwa kepala sekolah di sana yang pertama kali bertanya bagaimana Hilman mengalami dispraxia dan apa yang dapat sekolah lakukan untuknya.

Sekolah mengadakan koordinator dukungan pembelajaran yang mengundang kedua orang tuanga dua kali sebelum awal tahun. Kepala sekolah memberinya peta sekolah, mengantarnya melewati gedung dan memberinya loker teratas di ujung barisan untuk memberinya ruang ekstra.

Orang tua Hilman mendapatkan jadwal pembelajaran lebih awal dan mengkoordinasikannya dengan warna - warna yang berbeda untuk setiap subjek, juga mewarnai buku-buku dan meletakkannya di folder yang berbeda dengan stiker berwarna yang serasi. "Itu membantunya kembali ke dasar sehingga dia bisa memutarnya dengan cepat."

Hilman membutuhkan waktu beberapa saat untuk menginjakkan kakinya di sekolah baru dan Ibunya harus sering mengingatkan pada awalnya untuk membantu mengingat hal-hal yang telah dia lupakan. Menjaga, bukan berteman, terus menjadi tantangan. Dulu isang ibu membawanya ke klub sepulang sekolah, sekarang dia harus mengurus dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun