Menginjak usia 5 tahun, beliau mampu menuliskan komposisi lagu pertamanya. Pada saat beliau menjadi maestro kapel di Salzburg, Mozart mendapat kekesalan dikarenakan Raja yang berkuasa saat itu tidak berminat terhadap kepada musik dan meremehkan Mozart.
Rasa kesal itu dia alihkan sehingga pada usia ke 21 tahun beliau sudah membuat 300 buah komposisi musik dan memutuskan untuk berhenti dari jabatannya.
Tahun 1784-1786 adalah masa keemasan dalam karir seorang Mozart, dimana beliau membiat 12 concerto yang oleh musikolog dianggap sebagai karya terpenting Mozart. Kemudian sampai akhir hayatnya beliau telah menuliskan sekitar 700 lagu. (sumber: Wikipedia)
Dari hal ini dapat kita perhatikan bahwa bakat dan minat Mozart adalah terhadap musik. Kemudian karena ayahnya juga adalah seorang komponis, Mozart betul-betul mendapatkan dukungan dari orang tuanya. Karena adanya dukungan tersebut bakat tersebut akhirnya menjadi sebuah talenta yang Mozart kuasai.
Jika kita baca biografinya kembali, diceritakan bahwa perjalanan Mozart tidak serta merta sukses, beliau juga mengalami yang namanya jatuh bangun. Mozart juga bukan berasal dari keluarga yang kaya raya, namun mampu membuktikan dengan tekad dan usaha yang dilakukannya.
Dengan begini, saya berharap tidak ada anggapan bahwasannya orang yang berhasil; orang yang bertalenta; orang yang berbakat; Â atau orang yang sukses hanya berasal dari keluarga yang kaya saja.
Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Agar menjadi pribadi yang lebih baik adalah dengan menerima dan mengatasi kakurangan dirinya dan mengembangkan kelebihan yang dia miliki.
Bagaimana rasanya apabila kita mampu meraih kesuksesan melalui bakat dan talenta yang kita punya?Â
Pasti senang dan bahagia ya. Masalah, rasa lelah, dan jenuh pasti ada. Namun, karena itu sesuai dengan kemampuan kita dan apa yang kita minati maka pasti kita bisa berhasil. Semua itu bergantung dari keyakinan yang kita miliki.Â
Orang tua hanya perlu mendukung apa yang telah menjadi keputusan anak dalam menentukan masa depannya. Usahakan yang terbaik dalam memberikan apa yang anak butuhkan. Jangan membuatnya semakin tertekan dengan permasalahan ekonomi keluarga. Jika memang tidak mampu maka sampaikan dengan baik jangan dengan makian.Â
Biarkan mereka mengembangkan bakat dan talenta dengan minatnya. Tetap berikan nasihat atau masukan saat jalannya mulai menyimpang. Ingatkan jika anak sudah mulai lupa dengan tujuannya.