Mohon tunggu...
Amirah Mutiara Yasmin
Amirah Mutiara Yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar di Rumah (Home Schooling) dengan Perkembangan Psikososial (Erik H. Erikson)

22 Desember 2022   12:40 Diperbarui: 22 Desember 2022   12:46 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disini ego dipengaruhi faktor sosial dan histori dalam pembentukan kepribadian individu yang dikembangkan dan dijaga secara budaya. Anak-anak yang dibesarkan dalam masyarakat dengan norma dan nilai budaya yang berbeda cenderung mengembangkan kepribadian yang sejalan dengan masing-masing norma dan nilai yang berlaku.

Bagaimana Perkembangan Psikososial Pada Anak Home Schooling?

Ada delapan tahap kehidupan dalam teori psikososial Erik Erikson. Hasil dari setiap tahap dipengaruhi oleh hasil dari tahap sebelumnya, dan kemampuan individu untuk tumbuh secara optimal tergantung pada resolusi dan keberhasilan setiap krisis ego. Menurut Berg (2003), ego perlu mengembangkan berbagai keterampilan untuk menghadapi berbagai tuntutan yang dikemukakan masyarakat terhadapnya, apalagi bagi anak yang belajar dan lebih sering menghabiskan waktunya dirumah. Delapan tahap perkembangan psikososial Erik Erikson adalah sebagai berikut :

  • Tahap I : Trust versus Mistrust (0-1 tahun)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah memupuk kepercayaan pada lingkungan. Apabila pada tahap ini kebutuhan tidak terpenuhi atau terhambat, kemungkinan dalam perkembangan individu menjadi penuh ketidakpercayaan dan kecurigaan. Lingkungan terdekat anak home shooling adalah lingkungan keluarga. Khususnya orang tua perlu memenuhi kebutuhan dan menciptakan kepercayaan serta kondisi aman untuk anak.

  • Tahap II: Autonomy versus Shame and Doubt (2-3 tahun)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengembangkan kemandirian.  Apabila pada tahap ini individu berhasil belajar dan melakukan apapun dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang lain maka menjadikan individu mampu mengambil keputusan mereka sendiri dalam mencapai keinginannya. Namun, ketika tidak mampu dilewati dengan baik akan membuat anak pasif dan bergantung dengan orang. Anak home schooling tidak serta merta dibantu dan dituruti semua keinginannya oleh orang tua, mereka perlu belajar mencapai sesuatu dengan usaha sendiri ketika berada di lingkungan sosial.

  • Tahap III : Initiative versus Guilt (4-5 tahun)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengembangkan inisiatif mereka. Apabila pada tahap ini dilewati dengan baik, individu dapat berkreasi dan berinovasi ketika melakukan sesuatu. Namun ketika tidak dilewati dengan baik akan membuat anak takut mencoba dan  lebih sedikit upaya untuk menghindari kesalahan. Anak home schooling tentunya asing dengan dunia luar, maka dari itu perlu mengenalkan dan membantu interaksi anak di lingkungan luar agar anak dapat membiasakan diri dengan situasi sosial.

  • Tahap IV: Industry versus Inferiority (6-11 tahun)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengembangkan kemahiran akademik dan sosial serta membangun positif.  Apabila pada tahap ini dilewati dengan baik, individu akan menjadi kompeten dan sebaliknya jika tidak dilewati dengan baik akan menjadikan individu dengan kepribadian mudah menyerah. Anak home schooling diberi pembekalan sesuai minat dan kebutuhan anak, perlunya pengenalan dalam membangun hubungan sosial diluar rumah menjadi langkah awal agar anak dapat belajar bersosialisasi dan membangun hubungan sehat dengan teman sebayanya.

  • Tahap V : Identity versus Identity Confusion (12-20 tahun)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengenali dirinya sendiri dalam lingkungan sosial. Apabila pada tahap ini dilewati dengan baik, individu dapat menemukan identitas diri dan mengembangkannya. Sebaliknya jika tidak dilewati dengan baik akan menjadikan individu menarik diri atau mengisolasi diri dari teman sebaya. Orang tua anak home schooling perlu mendukung anak bereksplorasi dan memberikan kebebasan dalam mencari keyakinan akan siapa dirinya tentunya dengan pengawasan dan batasan yang secukupnya.

  • Tahap VI: Intimacy versus Isolation (masa dewasa muda, 21-40 tahun)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah menjalin komitmen yang baik dan bagaimana menghadapi kegagalan ketika berkomitmen dengan orang lain agar tidak muncul rasa kesendirian, terisolasi dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan kata lain melawan keterasingan dan kesendirian dengan menciptakan keakraban. Anak home schooling diajarkan cara berkomitmen secara baik dimulai dengan lingkungan terdekat yakni keluarga sehingga dapat menghargai afeksi serta dihadapkan ketika komitmen gagal dicapai anak tidak kesepian dan takut mencoba kembali.  

  • Tahap VII: Generativity versus Stagnation (masa dewasa menengah, 40-65 tahun)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah bagaimana cara untuk memberikan pengetahuan dan pengalamannya untuk mengarahkan generasi selanjutnya. Bagaimana cara yang baik untuk membangun sebuah hubungan dan berkomunikasi dengan generasi selanjutnya untuk memahami dan belajar dari pengalaman tersebut tidak memaksa. Apabila berhasil individu akan merasa berguna dan sebaliknya ketika tidak berhasil akan merasa tidak berguna. Anak home schooling dalam pendidikan memang berbeda dengan pendidikan formal, namun tidak menutup kemungkinan peluang setiap individu yang mau berusaha dalam mencapai keberhasilan.

  • Tahap VIII: Ego Integrity versus Despair (masa dewasa akhir, 65 tahun ke atas)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah merefleksi kehidupan selama yang dijalani. Individu mengingat masa lalu dan merasakan makna, kedamaian, dan integritas. Seseorang harus memasukkan tujuan hidup yang telah dikejar sejak lama. Orang akan tertekan dan dihantui rasa penyesalan jika gagal menyelesaikan fase ini, sedangkan jika mereka berhasil, mereka akan merasa puas dengan diri mereka sendiri dan bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun