Mohon tunggu...
Amir Mahmud
Amir Mahmud Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger Lepas

Blogger lepas yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Bercita cita ingin mengembangkan desanya melalui sedikit keahlian menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jelajah Wisata Kebumen Tetap Nyaman berkat Geliga Krim

9 Januari 2018   14:50 Diperbarui: 10 Januari 2018   17:15 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikmatnya menyantap kuliner kembang tahu di sekitaran alun alun. Dokpri

Pemadangan desa yang indah dari ketinggian. Dokpri
Pemadangan desa yang indah dari ketinggian. Dokpri
Langkah demi langkah saya lalui, hingga akhirnya saya sampai ke Desa Giripurno, yaitu Desa dimana letak Bukit Langit itu berada. Sampai disini kaki saya lelah sekali karena sudah berjalan selama 1 jam lebih dengan kontur jalan naik turun. Di tengah jalan, saya mengoleskan Geliga Krim agar kaki saya bisa BebasPegal karena kelelahan berjalan.

Note : berjalan di atas cor coran atau aspal itu, lebih capek di banding berjalan di atas tanah yang empuk, makanya kaki jadi cepat pegal.  

Mengoleskan krim otot geliga agar tetap bebas pegal. Dokpri
Mengoleskan krim otot geliga agar tetap bebas pegal. Dokpri
Setelah Geliga Krim saya oleskan, sayapun melangkahkan kaki kembali meneruskan perjalanan dan sesekali istirahat. Karena kelelahan berjalan, baju saya sampai basah oleh keringat.

Dan akhirnya, sekitar jam 10.00 sampailah saya di Bukit Langit Giripurno, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Aliasnya saya sudah berjalan sekitar 2 jam. Capek banget pokonya. Belum lagi barang bawaan di tas yang lumayan agak berat, semakin menambah beban saat kaki melangkah. Tapi rasa lelah terbayarkan dengan pemandangan alamnya yang luar biasa indahnya.

Tiket masuk yang di kenakan pun murah karena hanya 5 ribu rupiah. Dan jalan untuk sampai ke tempat ini pun 95% sudah di cor dan aspal. Makanya kendaraan roda 2 atau 4 pun bisa sampai di tempat parkiran.

Kontur tanah di Bukit Langit ini berundak undak dan naik turun, jadi saya mau tak mau juga harus berjalan naik turun. Saya juga berjalan dari saung satu ke saung lainya, dari gardu pandang ke gardu pandangnya lainya, dari bukit satu ke bukit lainya. Bahkan ada bukit yang cara menaikinya harus menggunakan tambang karena kemiringanya yang lumayan curam.

Dari beberapa gardu pandang yang ada, yang paling menarik adalah gardu pandang yang letaknya di tebing karena bisa berfoto langsung dengan latar belakang pemandangan desa.

Menikmati indahnya pemandangan desa dari gardu pandang. Dokpri
Menikmati indahnya pemandangan desa dari gardu pandang. Dokpri
Bagaimana, keren banget bukan? Selain itu disini juga terdapat banyak saung saung untuk berteduh untuk sekedar duduk duduk sambil menikmati indahnya desa dari ketinggian.

Ada kejadian unik nih saat saya sedang berfoto di gardu pandang, karena saya di kagetkan dengan kedatangan beberapa ekor kera liar yang menatap saya dengan penasaran. Dan tak lupa, maka kera itu saya foto dengan smartphone saya. Karena takut, sayapun turun. Dan kata seorang penduduk sekitar, kera ini bisa beratus ratus bergelantungan di pohon. Namun tak mengganggu pengunjung.

Ada kera yang tiba tiba datang saat saya sedang berada di gardu pandang. Dokpri
Ada kera yang tiba tiba datang saat saya sedang berada di gardu pandang. Dokpri
Dari gardu pandang ini, kemudian saya jalan kaki lagi naik ke wahana selfie sayap elang. Disini saya bisa berfoto dengan dengan background seperti memiliki sayap dengan latar belakang pemandangan desa. Wah keren banget pokonya.

Berselfie dengan sayap burung di Bukit Langit. Dokpri
Berselfie dengan sayap burung di Bukit Langit. Dokpri
Di saat ramai, tempat ini menyediakan arena outbound dan meniti di atas tali. Tapi berhubung kemarin sepi, arena ini tidak di buka. Dan setelah puas menikmati wisata ini, sayapun pulang dan jalan kaki dong. Di tengah jalan saya beberapa kali berhenti untuk melepas lelah. Dan lagi lagi Geliga Krim yang menyelamatkan otot kaki saya karena pegal pegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun