Terakhir, pemerintah juga memperbolehkan pemulangan PMI, WNI, dan pelajar dari luar negeri untuk pulang ke daerah asal. Budi menegaskan, nantinya masyarakat yang diperbolehkan pulang kampung, perlu melampirkan beberapa persyaratan.
Bila Protokol Kesehatan Cegah COVID-19 Ada ? Bagaimana Protokol Silaturrahim agar tetap Terjalin?Â
Ya, Kita harus menuntut keadilan kepada keadaan! Bila segala embel-embel pembatasan sosial sebagai upaya cegah penularan dan penyebaran COVID-19, apa tidak ada embel-embel juga untuk tetap bersilaturrahim kepada sesama, yang sudah dibatasi, namun juga tak kunjung Permen-Permen atau aturan yang bisa mendorong agar silaturrahim atau silaturrahmi, duh ini kok beda lagi ? Oke Abaikan! Yuk Lanjut! Agar silaturrahim atau silaturrahmi tidak terlepas dari kognisi manusia yang harus berhubungan baik terhadap sesama.
Beginilah jadinya, kalau corona, pagebluk yang menjengkelkan banyak orang ini membuat hubungan sesama menjadi tersekat, layaknya hubunganku dengan do’i. Lama tak bersua karena corona.
Hakikat dari silaturrahim sendiri adalah segala hal yang mampu menguatkan tali persaudaraan, tidak peduli strata sosial, pejabat atau rakyat, camat atau bakul tomat. Sehingga secara luas, silaturrahim harus benar-benar dikuatkan dari segi ukhuwah maupun muamalah walaupun di tengah masa long distance silaturrahim ini.
Daripada pusing memikirkan bagaimana cara mencuri kesempatan untuk bertemu secara langsung, tatap muka yang nyatanya dilarang oleh Pemerintah. Ada beberapa tips nih buat pembaca sekalian agar tidak melupakan hablum minannas nya dengan sesama manusia.Â
Adapun tipsnya adalah memanfaatkan E-Silaturrahim atau silaturrahim online, layaknya yang sering digaungkan oleh millenial zaman now, iyadong wajib dilakukan salah satu tips ini, sudah saatnya, media sosial kita manfaatkan untuk menghubungi keluarga yang jauh disana, ditambah lagi fitur-fitur pendukung, yang bisa memberikan akses untuk sekedar memberi kabar, menatap wajah bapak ibu yang sedang di kampung halaman dengan fitur videocall yang sudah tidak lagi perlu dijelaskan, Saya rasa pembaca pun sudah tau bagaimana cara mengoperasikannya.
Tak hanya itu, celah-celah yang bisa kita manfaatkan sebagai kesempatan untuk bersilaturrahmi masih sangat banyak, bisa dengan saling kirim hampers atau parcel lebaran untuk kerabat, saling kirim uang untuk orang tua di kampung sebagai ganti tidak hadirnya kita ke kampung halaman, ataupun menyiapkan segala hal terkait pekerjaan dengan rekan se kantor maupun kawan sejawat di organisasi, mulai dengan rapat online atau menginisiasi talih asih hablum minannas kita dengan menggalang dana untuk donasi membantu orang-orang yang kurang beruntung akan dampak pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai ini.
Untuk para pembaca yang budiman, diatas adalah beberapa cara untuk terus mengikat hubungan kita terhadap teman, sahabat, maupun sanak keluarga yang saat ini belum bisa kita temui secara langsung. Masih banyak kesempatan yang nanti pembaca bisa usahakan.
Penutup, pembaca harus paham, bagaimana menyikapi keadaan ini, dan ingatlah kawanku para pembaca yang rindu keadaan damai, instruksi pemerintah penting, bahkan sangat penting, sudah selayaknya sebagai warga negara yang baik untuk mematuhi nya. Namun, jangan lupa, hashtag di rumah saja jangan sampai menghalangi kemampuan kita untuk tetap memberikan kebermanfaatan bagi sesama. Intinya, patuh aturan adalah prioritas, silaturrahim juga harus totalitas. Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H