Mohon tunggu...
Amin Wahyu Faozi
Amin Wahyu Faozi Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Raden Mas Said Surakarta

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Belajar Tentang Perceraian di Era Kecerdasan Buatan

6 Maret 2024   22:08 Diperbarui: 6 Maret 2024   22:22 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Apa dampak dan akibat dari perceraian?

         Dampak perceraian bisa sangat beragam, termasuk emosional, finansial, dan sosial. Beberapa dampaknya termasuk stres, kecemasan, depresi, konflik dalam keluarga, dan masalah keuangan. Anak-anak juga bisa terpengaruh secara emosional dan perilaku oleh perceraian orang tua mereka. Terkadang, perceraian juga dapat mengarah pada masalah kesehatan fisik dan psikologis bagi pasangan yang bercerai. Dampaknya bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi individu dan keluarga. Beberapa dampak dan akibat umumnya meliputi:

1. Stres Emosional: Perceraian dapat menyebabkan stres emosional yang signifikan bagi kedua pasangan dan juga anak-anak, jika ada. Ini bisa mencakup perasaan kesedihan, kemarahan, kehilangan, dan kebingungan.

2. Masalah Psikologis: Perceraian dapat meningkatkan risiko masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.

3. Perubahan Keuangan: Perceraian dapat mempengaruhi situasi keuangan kedua pasangan, terutama jika ada pembagian aset dan kewajiban finansial seperti dukungan anak.

4. Perubahan Gaya Hidup: Setelah perceraian, pasangan akan menghadapi perubahan dalam gaya hidup mereka, termasuk tempat tinggal, rutinitas sehari-hari, dan jaringan sosial.

5. Dampak pada Anak: Perceraian bisa berdampak negatif pada anak-anak, termasuk masalah emosional, penurunan prestasi akademis, dan masalah perilaku.

Namun, penting untuk dicatat bahwa dampak perceraian dapat bervariasi tergantung pada situasi dan respon individu. Banyak orang juga mampu mengatasi perceraian dan menemukan kebahagiaan dan kedamaian di masa depan. Terapi dan dukungan sosial sering kali dapat membantu mengatasi dampak perceraian. 

5. Cara mengatasi masalah perceraian di Indonesia memerlukan pendekatan holistik. Pertama, perlu peningkatan pendidikan dan keterampilan komunikasi dalam program perkawinan. Sosialisasi mengenai pentingnya komitmen, toleransi, dan pemahaman bersama dapat mengurangi konflik. Selain itu, perlu penguatan peran lembaga agama dan konseling pernikahan.

Pemerintah perlu meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental dan konseling, membantu pasangan menangani tekanan ekonomi dan emosional. Reformasi hukum keluarga juga perlu dipertimbangkan untuk memastikan perlindungan hak-hak perempuan dan anak.

Pendidikan seksual dan tanggung jawab pernikahan sebaiknya menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan. Dukungan masyarakat dalam membentuk norma positif terkait pernikahan dan keluarga juga penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun