Padahal pandemi yang sudah berjalan dua tahun ini amat sangat mengajarkan kita untuk berpuasa kehidupan dari segala hal keserakahan terhadap dunia yang melampaui batas---yang membuahkan kesombongan ingin menguasai dan menangnya sendiri, termasuk gila harta dan tahta tanpa tanda kutip.
Syukurlah sebelum napas hidup dan jantung berhenti berdetak, Allah mengingatkan dan menyadarkan segala keteledoran dan kesalahan saya---yang selama ini berbuah kesia-sian.Â
Tak ada hal yang berarti selama ini yang dapat dikenang dengan cara pandang nilai dan cinta---selain kesombongan pribadi dan kegagahan pencapaian dunia---yang hambar tanpa rasa.
Maka, judul tulisan ini diakhiri pentung yang berarti perintah melakukan kembali bagi saya sendiri, tanpa pernah merasa puas dan mencapai sesuatu.Â
Sebab puasa adalah ruang untuk mengendalikan dan batas waktu kehidupan supaya menjadi makhluk yang manusia, baru mulai, bijaksana dan bermartabat---yang berbuah manfaat bagi yang bersentuhan dengan kita.
Surabaya, 4 Agustus 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H