Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jauhi Fitnah dan Berburuk Sangka

22 April 2022   10:36 Diperbarui: 22 April 2022   10:55 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauhi Fitnah dan Berburuk Sangka
Oleh aminuddin

SELAMA bulan puasa ini, selaku umat muslim yang taat, kita selayaknya lebih menggiatkan perbuatan baik seperti melakukan amalan-amalan sunnah, agar puasa yang kita lakukan memiliki nilai yang lebih di mata Allah Azza wa Jalla.

Sementara dua sifat perbuatan yang tidak baik kita buang jauh-jauh dan bertekad bulat untuk tidak melakukannya lagi.

Apa dua perbuatan dimaksud?

Pertama, fitnah. Karena ketidaksukaan kita pada seseorang atau sekelompok orang, kita lantas menyebar berita hoaks.

Berita tidak benar yang kita sebarkan itu, ironisnya, justru ditelan bulat-bulat oleh yang menerima atau mendengarnya.

Akibatnya, seseorang atau sekelompok orang itu menjadi korban fitnah, yang tak jarang justru memojokkan dan bahkan sampai 'membunuh' karakter yang bersangkutan.

Dari semula sosok atau kelompok yang baik, karena sebaran fitnah, berubah 100 derajat jadi sosok yang tidak baik.

Nudzubillahi min dzaalik.

Sungguh besar dosa yang telah kita perbuat. Sebab, jangan kan yang tidak benar, kabar yang boleh jadinbenar saja kita tidak boleh menyebarluaskannya.

Tidak ada manfaat secuil pun dari penyebaran berita bohong  selain kita hanya melihat dua sisi dan keadaan yang berbeda.

Yang satu tertawa terbahak-bahak, berpuas diri. Yang satunya boleh jadi menangis karena telah tersakiti.

Yang kedu adalah berburuk sangka. Sifat tercela ini bukan cuma datang dari orang lain, tapi juga bisa datang dari teman kita sendiri, yang karena merasa pernah 'tersakiti', berupaya membalaskan rasa sakit hatinya kepada kita.

Mereka ini sangat senang melihat kita, setelah hidup berkecukupan jatuh miskin. Setelah terkenal akhirnya tersisih dan tidak terkenal lagi.

Buang jauh-jauh sifat berburuk sangka ini. Baik kepada teman sendiri maupun orang lain yang tidak kita kenal sekalipun.

Tidak ada faedahnya kita berburuk sangka.

Selain hanya menambah daftar dosa dan percayalah mereka yang suka berburuk sangka hidupnya bakal susah dan menderita.

Melalui bulan puasa ini, mari kita tekadkan bulat untuk selalu menebar kebaikan kepada sesama, bukan sebaliknya menggemarkan fitnah dan berburuk sangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun