Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lantak (3): Lautan Lepas

13 April 2022   06:07 Diperbarui: 13 April 2022   07:41 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lautan lepas | Foto: karebanus.com

Lantak (3) : Lautan Lepas
Oleh aminuddin

5

ROMBONGAN tim pertama pencari jatuhnya pesawat Z1 adalah Miss Nancy dan Mr Jodi. Keduanya mendarat  selamat bersama enam ang gota pasukan khusus yang secara khusus diminta Inspektur Polisi Smith untuk menyelamatkan penumpang yang masih hidup.

Mereka mendarat  selamat dengan sebuah pesawat berbadan sedang, siang hari di sebuah tanah berbukit tak jauh dari lokasi air terjun tempat dimana Mr Clean dan rombo ngan mandi kemarin siang.

Selang beberapa jam kemudian, tiba di lokasi yang sama, Letnan Salam beserta empat anak buah nya. Mereka diperlengkapi bekal dan persenjataan yang cukup untuk beberapa hari ke depan.

Mereka hanya terpaut satu jam dari tim pertama yang sempat berdisku si sejenak sebelum melanjutkan perjalanan mencari lokasi jatuhnya pesawat.

"Jod. Coba ke kanan!" Miss Nancy melihat ada jalan setapak meman jang. Dia menginginkan menempuh jalur ini daripada misalnya, memu tar atau membuat jalan baru.

Jalan setapak ini, selain lebih aman dilalui karena dapat dipastikan su dah ada yang melewatinya lebih dulu, juga tidak terlalu menyemak. Memang ada pepohonan besar, tapi mata ini masih bisa memandang ke sekitar hutan yang panoramanya membikin hati ini deg-degan.

"Letnan. Apa tidak sebaiknya kita lurus saja ke depan!" Saran Sersan Alif. Diiyakan ketiga rekannya, Sersan Jodi, Fredi dan Chairi.

"Sebentar ..." Letnan Salam me ngambil hape dari saku celananya. Dia mencoba menghu bungi seseorang.

Kriiing ..

Kriiing ...

"Halo .. Miss Nancy disini."

"Letnan Salam, Miss."

"Udah nyampe Letnan. Syukurlah."

"Dimana posisi sekarang Miss?"

"Eeem ... Jalan setapak tak jauh dari air terjun. Letnan Salam sendiri dimana?" Miss Nancy agak samar untuk menjelaskan posisi mereka sekarang karena yang terlihat hutan belantara.

"Dimana ya? Tapi sepertinya di tanah berbukit Miss Nancy," jelas Letnan Salam. Dia bertekad akan menemukan Mr Clean dan Mrs Sabrina Muhsin, berikut pesawat penumpang yang jatuh, entah dimana posisi persisnya.

Ha ha ha ha ...

Miss Nancy ketawa, Mr Jodi garuk-garuk kepala.

"Berarti kita dekat Letnan. Sekarang, Letnan lurus saja. Kira-kira setengah perjalanan, ke kanan ada jalan setapak. Lurus. Disitulah posisi kami sekarang Letnan."

"Oke. Bisa ..."

"Kami tunggu Letnan."

"Terima kasih."

Di tepian pantai ...

"Sabrinaaaaa ...!"

Mrs Sabrina Muhsin tidak mende ngar teriakan barusan karena dia asyik mengikat tali ayunan yang ia ikatkan di dua batang pohon yang tak berjauhan.

"Sabrinaaa...!"

Mrs Sabrina belum juga mendeng ar. Selesai mengikat tali ayunan, baru dia mengalihkan pandangan nya lurus ke depan. Ke tepian lautan lepas.

Dia berlari kencang. Dia sangat bernafsu ingin melihat dari dekat dan mengelus ikan tangkapan Mr Clean yang lumayan besar itu.

Mr Clean sendiri hanya berdiri ter kesima melihat Mrs Sabrina meme luk ikan itu, lalu menari- nari sambil tertawa. Giginya yang putih menam bah cantik perempuan yang belum lama menikah ini.

Lama juga Mrs Sabrina meman dangi ikan besar itu. Ikan Tenggiri itu diketemukan Mr Clean saat berjalan di tepian pantai. Terdampar di atas pasir. Masih hidup walau sudah melemah dan lamban pergerakannya.

'Bikin apa ya Clean, enaknya?" Mrs Sabrina ingin sekali memindang nya, tapi tak ada bahan dan pera latan memasaknya.

"Ya udah. Kita bakar sajalah. Gampang kan?"

"Mau?"

Mr Clean mengangguk.

Saat hendak berganti pakaian, dia mendapat telepon dari seseorang.

"Hallo ...!"

"Mr Clean?" Suara itu terdengar sayup-sayup karena buruknya jaringan, tapi Mr Clean sepertinya sudah tidak asing lagi dengan suara itu.

"Miss Nancy kan?"

"Betul. Seratus buat kamu Clean," ucap Miss Nancy. Ingin dia melom pat saking girangnya karena telah bisa berkomunikasi dengan sang pujaan hati, Mr Clean.

"Let ...!" Miss Nancy memberikan hapenya pada Letnan Salam. Sete lah diberitahu kalau yang ngomong barusan anak buahnya, Mr Clean, legalah dia.

"Sabrina juga kan?"

" Ialah Let. Sayang tinggal kami berdua yang selamat. Kami seka rang berumah di tepian pantai."

"Syukurlah," jawab Letnan Salam. Dia, sebelum memberikan hape itu pada Miss Nancy, Mr Clean memin tanya segera menjauh dari lokasi pesawat karena diintai makhluk kera pemakan daging manusia.

"Clean ...?"

"Cepatlah sembunyi. Tapi kalau terpaksa ya tembak mereka untuk membela diri. Mereka itu kasar, garang. Para penumpang yang ikut kami kemarin habis dimakan mereka. Persis zombi Nancy."

Kecut juga nyali Miss Nancy. Bukan apa-apa. Mendengar penjelasan Mr Clean bahwa jumlah mereka men capai ratusan, sangat tak bersaha bat dan siap 'melumat' apa saja di depan mereka. Termasuk manusia, peluang untuk lolos dari kejaran mereka sangatlah kecil.

"Tapi selalu ada jalan buat orang sebaik kamu Miss Nancy," puji Mr Clean, memberikan semangat.

"Clean ..."

"Aku tunggu kamu di tepi pantai ya. Aku sudah tak sabar .."

6


RATUSAN anak buah Jojo bersorak-sorai kegirangan saat diberitahu oleh beberapa teman mereka yang baru saja pulang dari berburu,  ada bangsa manusia tengah beristira hat di sebuah tempat tak jauh dari tanah perbukitan.

"Makaaaaan!" Teriak mereka. Su dah tak tahan ingin memakan daging manusia.

Mereka katagihan. Selain lembut, dagingnya Siska dan teman-teman nya yang mereka makan beberapa hari lalu itu benar-benar lezat.

Tak heran jika hampir tak diketemukan sisa sedikit pun tulang belulang yang berserakan di semak belantara.

"Sabar ... Sabar," kata Jajak, salah seorang anak buah dan sekaligus tangan kanan Jojo, menenangkan teman-temannya yang tampak kece wa karena sampai detik ini belum juga mengejar Letnan Salam cs.

"Wuuuuu ...!" Dengan nada kecewa pengikut Jojo melampiaskannya dengan menendang apa saja yang ada di sekitar mereka.

Malah ada di antaranya yang ber kelahi, penesan dan beragam prila ku sebagai pelampiasan rasa kece wa dan kesal. Masih untung mereka tidak mengamuk dan saling bunuh satu sama lain.

"Kita tunggu aja, kata Bos." Sahut Jojon sambil melirik Sang Bos yang mulai mendekat ke tempatnya ber diri dengan wajah seram tapi tidak menakutkan.

"Silakan Bos!" Kata Jajak. Bersama Jojon, keduanya berdiri di belakang Jojo.

"Para pengikutku. Dengaar ...Sekarang kita sama berkumpul di sini. Dan seperti yang kalian sudah tahu ... Kita sudah disiapkan hidangan lezat. Daging yang benar-benar luar biasa ..."

Ratusan pengikut Jojo hanya menunduk. Mereka tekun menyimak kata per kata yang diucapkan pimpinan mereka.

"Sekarang ... Dengarkan! Ayo kita kejar mereka. Siaaaaap?"

"Siaaap komandan." Teriak mereka. Dari semula duduk langsung berdiri dan siap melakukan apa yang diperintahkan Jojo.

"Serbuuuu ...!"

"Serbuuuu ...!"

Di bawah kendali dan arahan Jojo, ratusan makhluk belantara ini mu lai meninggalkan lokasi. Mereka mengejar dengan menyebar dari segala arah dan ingin secepatnya melumat habis Letnan Salam cs.

"Letnan. Coba dengar suara itu!" Ucap Miss Nancy. Sayup-sayup terdengar suara gemuruh orang berteriak.

"Jangan-jangan mereka adalah makhluk yang memakan teman-teman satu penumpang dengan Mr Clean, Letnan ..."

"Mungkin juga. Oke, kalau begitu kita siap berangkat. Eeeem.. Miss, tolong kontak Clean. Katakan, kita kini dikejar makhluk asing."

"Siap Letnan Salam!"

Sementara Letnan Salam, Mr Jodi, Miss Nancy yang masih mengontak Mr Clean, dan anggota Tim I dan II mulai bergerak menghindari serbuan Jojo beserta pengikutnya, hujan mulai turun.

Walau tidak lebat, cukup menggang gu langkah kaki kedua tim penyela mat karena tanah yang mereka pijak dan lalui menjadi licin karena tersiram air hujan.

Mr Clean dan Mrs Sabrina, setelah mendapat kontak dan pemberitahu an  dari Miss Nancy, bersiap hen dak meninggalkan lokasi yang mereka tempati saat ini.

Namun keinginan itu tak terealisasi setelah Mrs Sabrina berubah piki ran. Dia keberatan meninggalkan lokasi tempat tinggal mereka se karang karena sampai kini belum menemukan tempat lain selain berumah di tepian pantai ini.

"Apa tidak sebaiknya kita pikir ulang Clean untuk meninggalkan tempat ini," kata Mrs Sabrina di tengah hujan yang turun mulai lebat sore hari ini.

" Saya cuma kuatir, mereka akan menemukan kita. Nah, kalau sam pai mereka menemukan kita disini, habislah kita," jelas Mr Clean.

Keselamatan, kata Mr Clean, lebih utama dan penting ketimbang rasa aman dan nyaman karena sudah ada tempat berlindung di tepian pantai.

"Apa tidak sebaiknya kita tunggu Letnan Salam lebih dulu. Baru se telah itu kita pikirkan langkah selan jutnya," ujar Mrs Sabrina. Mulai di hinggapi rasa takut. Tak sepadan melawan Jojo dan anak buahnya yang kekuatannya justru jauh lebih besar.

"Baiklah kalau memang itu keinginanmu Mrs Sabrina. Saya coba kontak Letnan Salam lebih dulu ..."

Mrs Sabrina setuju, dengan demi kian mereka meminta Letnan Sa lam memberikan saran dan ma sukan  menghadapi situasi seperti saat ini. Sayang, keinginan itu tak terpenuhi karena telepon seluler tak juga diangkat.

"Mungkin mereka sudah menuju ke kita, Sab." Kata Mr Clean. Dia ma suk rumah. Mengambil senjata yang berhasil ia selamatkan saat pesawat jatuh.

"Punya saya juga Mr Clean," teriak Mrs Sabrina. 

Yakin senjata merupakan salah satu cara untuk melindungi diri dari marabahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun